Habis B20 Dan E100, Ini Bensin Hijau Yang Dikembangkan RI

Jakarta-BP: Pemerintah nampaknya mengupayakan segala cara untuk menekan impor minyak dan mengurangi polusi. Setelah menerapkan B20, merencanakan E100, kini ada program lain yang tengah dikaji yakni green fuel.
Direktur Bioenergi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Andriah Feby Misna menuturkan, green fuel bisa menghasilkan green diesel, gasoline, dan avtur.
"Yang sekarang didiskusikan itu biogasoline," ujar Feby kepada media saat dijumpai di Gedung EBTKE, Jakarta, Jumat (26/10/2018).
Lebih lanjut, Feby menjelaskan, untuk memproduksi biogasoline ini, rencananya akan menggunakan kilang Plaju milik PT Pertamina (Persero). Saat ini, ungkap Feby, perusahaan migas pelat merah tersebut tengah melakukan kajian dan perhitungan keekonomisan dari biogasoline.
"Sekarang sedang dalam proses pilot project. Pertamina sedang upayakan untuk membuat biorefinery, jadi kilang mereka sekaran kan pakai bahab bakunya fosil, nanti mereka akan lakukan co-processing, dicampur fosil dengan bio, misalnya diisi 15-20% CPO," terang Feby.
Feby menuturkan, dilakukannya co-processing lebih disebabkan di kilang tersebut, Pertamina masih menggunakan fosil untuk berproduksi. Sehingga, tidak bisa secara serta-merta langsung dihilangkan.
Adapun, nantinya, biogasoline ini bisa menjadi opsi pengganti bioethanol.
"Ada peluang untuk itu. Makanya, Pertamina lagi menghitung, efektif atau tidak, ekonomis atau tidak. Kalau lebih ekonomis, daripada impor minyak ya lebih baik pakai CPO kan," pungkas Feby.
Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Rida Mulyana pun menambahkan, untuk green diesel dan green avtur, pada dasarnya juga kemungkinan besar bisa diwujudkan. Ia menyebutkan, saat ini pemerintah tengah mempelajari teknologi-teknogi yang dibutuhkan untuk memproduksi green fuel tersebut.
"Pilot project 10.000 liter, dari situ akan ngobrol dengan teman-teman dari luar negeri seperti dari Italia yang bisa buat itu, lalu bertukar teknologi dengan ITB yang memiliki semacam katalis. Dalam waktu dekat akan dijalankan uji cobanya, kalau berhasil dan siap diterapkan, Menteri akan langsung keluarkan regulasi," tandas Rida.
(CnbcIndonesia) BP/JP
Komentar