Pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai program bantuan pendidikan untuk mendukung anak-anak dari keluarga kurang mampu agar tetap bersekolah. Salah satu inisiatif penting adalah Program Indonesia Pintar (PIP), yang menyediakan bantuan biaya pendidikan untuk mencegah putus sekolah. Program ini dirancang untuk peserta didik dari semua jenjang pendidikan dan bertujuan mengurangi risiko putus sekolah yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti tingkat pendidikan orang tua, jumlah anggota keluarga, kemiskinan, dan lokasi tempat tinggal.
Penelitian dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Andalas (Unand) oleh Fitri Mulyani, Endrizal Ridwan, dan M. Nazer, menunjukkan bahwa PIP memiliki dampak signifikan terhadap partisipasi sekolah. Penelitian ini menggunakan data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2021 dan melibatkan 451.393 siswa. Hasilnya, di Indonesia Barat, peserta didik yang menerima PIP memiliki kemungkinan 15 kali lebih besar untuk tetap bersekolah dibandingkan mereka yang tidak menerima bantuan. Sementara di Indonesia Timur, penerima PIP memiliki kecenderungan 11 kali lebih besar untuk tetap bersekolah.
Penelitian juga mengungkap bahwa siswa dari keluarga utuh, tinggal di perkotaan, dan memiliki akses pendidikan yang lebih baik lebih kecil kemungkinannya untuk putus sekolah. Sebaliknya, siswa dari keluarga dengan orang tua tunggal, tinggal di daerah pedesaan, atau berada di bawah garis kemiskinan lebih rentan terhadap risiko putus sekolah. Bantuan sosial lainnya, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), tidak menunjukkan dampak signifikan terhadap pencegahan putus sekolah dibandingkan dengan PIP.
Komentar