IHSG Diproyeksikan Mengalami Koreksi Seiring Ketegangan Perdagangan AS-China

IHSG Bursa Efek Indonesia Dibuka Menguat 26,02 Poin ke Level 6.748,99
Aktivitas di ruang perdagangan saham, dengan layar yang menampilkan pergerakan indeks saham dan grafik pasar yang mencerminkan dampak ketegangan perdagangan global terhadap bursa saham Indonesia (Sumber Foto Bisnis.com)

Jakarta, HarianBatakpos.com – Senior Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, memproyeksikan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mengalami koreksi pada perdagangan Kamis (17/04), mengikuti pergerakan bursa saham global yang dipengaruhi ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Proyeksi koreksi ini dipicu oleh aksi lanjutan Presiden AS, Donald Trump, yang kembali menaikkan tarif impor AS terhadap China menjadi 245 persen, dari sebelumnya yang tercatat 145 persen. Valdy menambahkan bahwa meskipun AS meningkatkan tarif impor, China belum menunjukkan tanda-tanda membuka peluang negosiasi.

“AS berencana kembali menaikkan tarif impor menjadi 245 persen untuk produk asal China. Namun, China masih belum membuka peluang negosiasi dengan AS,” kata Valdy di Jakarta, Kamis. Pelaku pasar juga dilaporkan khawatir mengenai kemungkinan kebijakan tarif baru yang dapat diumumkan menjelang akhir pekan, mengingat China belum bersedia berunding meskipun berbagai upaya telah dilakukan AS untuk menekan negara tersebut.

Selain itu, pelaku pasar masih meragukan konsistensi kebijakan pemerintah AS yang menunda implementasi tarif timbal balik selama 90 hari dan pengecualian produk elektronik dari kebijakan tarif tersebut. "Pasar juga masih dipengaruhi faktor psikologis menjelang libur panjang akhir pekan ini," tambah Valdy.

Valdy juga menjelaskan bahwa koreksi pada bursa saham AS, khususnya Wall Street, dipengaruhi oleh pandangan Kepala The Fed, Jerome Powell, terkait outlook inflasi. Kebijakan tarif yang diberlakukan oleh AS telah meningkatkan risiko kenaikan inflasi, yang semakin mempersempit ruang untuk pemangkasan suku bunga acuan The Fed.

Pada Selasa (15/4), Gedung Putih mengumumkan bahwa tarif impor AS terhadap China akan dinaikkan menjadi 245 persen sebagai respons atas kebijakan pembalasan China terhadap tindakan Trump. Tarif ini terdiri dari beberapa lapis beban, di antaranya tarif resiprokal sebesar 125 persen, tarif tambahan 20 persen untuk menangani krisis fentanyl, serta tarif Section 301 antara 7,5 persen hingga 100 persen yang dikenakan atas barang-barang tertentu.

Pada perdagangan Rabu (16/4), bursa saham AS terpantau mengalami koreksi signifikan, dengan indeks Dow Jones melemah 1,73 persen, indeks S&P 500 terkoreksi 2,24 persen, dan indeks Nasdaq melemah 3,07 persen. Di bursa saham Eropa, pergerakan tercatat beragam, dengan indeks Euro Stoxx 50 melemah 0,19 persen, sementara indeks FTSE Inggris dan DAX Jerman mencatatkan kenaikan masing-masing 0,32 persen dan 0,27 persen.

Sementara itu, imbal hasil obligasi U.S. Treasury 10-year melanjutkan normalisasi dengan penurunan ke kisaran 4,28 persen, sementara harga emas masih melanjutkan rally dan berhasil menembus level 3.300/troy ounce.

Penulis: Affif Dwi As'ari

Baca Juga