IHSG Volatil pada Perdagangan Sesi I Senin 27 Mei 2024

HarianBatakpos.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau cenderung volatil pada perdagangan sesi I Senin (27/5/2024), setelah sempat dibuka menguat pada awal sesi I hari ini. Per pukul 10:55 WIB, IHSG naik tipis 0,06% ke posisi 7.226,38. Bahkan beberapa menit sebelumnya, IHSG sempat terkoreksi ke zona merah. Sekitar pukul 10:30 WIB, IHSG sempat melemah 0,36% ke posisi terendah hariannya di 7.198,36. Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka naik tipis 0,03% ke posisi 7.224,36.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 6,4 triliun dengan melibatkan 9,6 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 591.177 kali. Secara sektoral, sektor infrastruktur menjadi pemberat terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 1,26%.
Selain itu, beberapa saham juga terpantau menjadi penekan (laggard) IHSG pada sesi I hari ini. Berikut daftarnya. Saham bank besar Himbara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 16 indeks poin.
IHSG bergerak cenderung volatil, karena pada hari ini, beberapa saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) dan menengah (mid cap) tengah memasuki periode cum date dividen tunai bahkan ada yang sudah memasuki periode ex date dividen tunai. Biasanya, investor akan melepas atau menjual saham yang tengah membagikan dividen ketika sudah memasuki periode ex date, sehingga pada periode ini, gejolak saham tersebut cenderung tinggi.
Alhasil jika banyak saham berkapitalisasi pasar besar atau big cap yang tengah memasuki ex date, maka gejolak di pasar saham RI cenderung tinggi. Di lain sisi, IHSG yang cenderung volatil terjadi karena investor sedang wait and see menanti rilis data ekonomi penting di global dan dari dalam negeri. Pada hari ini, sentimen pasar dari global cenderung minim, hanya ada dari pidato para pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS).
Namun di pekan ini, ada data cukup penting yang perlu dicermati oleh investor, yakni data inflasi pengeluaran pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) AS periode April 2024, yang akan dirilis pada akhir pekan ini. Data tersebut akan dipantau oleh investor di global untuk mencari sinyal lebih lanjut mengenai kebijakan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Apalagi, inflasi PCE merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed.
Sebelumnya pada pekan lalu, tepatnya Rabu siang waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia, risalah pertemuan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 30 April -1 Mei yang dirilis pada Rabu malam atau Kamis dini hari waktu Indonesia menunjukkan kekhawatiran dari para pengambil kebijakan tentang kapan saatnya untuk melakukan pelonggaran kebijakan. Pertemuan tersebut menyusul serangkaian data yang menunjukkan inflasi masih lebih tinggi dari perkiraan para pejabat the Fed sejak awal tahun ini. Sejauh ini, The Fed masih menargetkan inflasi melandai 2%.
"Para pejabat mengamati bahwa meskipun inflasi telah menurun selama setahun terakhir, namun dalam beberapa bulan terakhir masih kurang ada kemajuan menuju target 2%," demikian isi risalah the Fed.
Komentar