Indonesia Resmi Bergabung dengan BRICS: Peluang Baru untuk Kerja Sama Ekonomi Global

Indonesia bergabung di BRICS 2024, BP/DWY.
Indonesia bergabung di BRICS 2024, BP/DWY.

Jakarta, Harianbatakpos.com - Blok ekonomi BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan terus memperluas pengaruh globalnya sejak Agustus 2023. Kini, Indonesia resmi menjadi mitra blok ini, yang berkontribusi pada seperlima perdagangan global. Langkah ini diharapkan membawa sejumlah manfaat bagi Indonesia dalam memperkuat posisinya di panggung internasional.

Pendiri Synergy Policies, Dinna Prapto Raharja, menilai bergabungnya Indonesia dengan BRICS memberikan keuntungan dalam kerja sama negara-negara Selatan. Menurutnya, forum global yang ada saat ini, seperti G77, kurang efektif dalam memajukan kepentingan negara berkembang.

“Kerja sama dengan WTO juga tidak mudah, terutama untuk produk-produk negara berkembang yang kurang difasilitasi dalam proses produksinya,” ujarnya.

BRICS mengumumkan kemitraan dengan Indonesia melalui akun resmi X mereka. Selain Indonesia, ada 12 negara lain yang juga bergabung, termasuk Aljazair, Belarus, Bolivia, dan Kazakhstan. BRICS kini menjadi blok yang semakin luas dan kuat, melibatkan lebih banyak negara di berbagai benua.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, menyebut keikutsertaan Indonesia dalam BRICS sebagai bentuk konkret politik luar negeri bebas aktif.

“Bergabungnya kita di BRICS bukan berarti berpihak pada satu blok, melainkan mengambil peran aktif di berbagai forum,” jelasnya.

Sugiono menambahkan bahwa prioritas BRICS sejalan dengan program kerja Kabinet Merah Putih, seperti ketahanan pangan dan energi, serta pemberantasan kemiskinan. Selain itu, Sugiono menyampaikan permintaan maaf Presiden Prabowo Subianto yang berhalangan hadir di KTT BRICS akibat agenda mendesak.

Pertemuan BRICS juga dijadikan momen bagi Indonesia untuk menyuarakan keprihatinan atas konflik di Palestina dan Lebanon. Sugiono menyampaikan harapannya agar negara-negara Selatan dapat bersatu untuk mendukung pemulihan Gaza dan mengupayakan solusi damai di Timur Tengah.

Guru Besar Hukum Internasional UI, Hikmahanto Juwana, menilai kemitraan ini membuka peluang bagi Indonesia mendapatkan akses minyak mentah Rusia dengan harga lebih terjangkau. Hal ini diharapkan dapat mengurangi beban negara atas subsidi BBM yang semakin tinggi.

Dinna juga berharap Indonesia dapat berperan lebih besar dalam perdagangan global melalui kemitraan dengan BRICS. Ia menekankan pentingnya membuka jalur kerja sama baru yang memberi alternatif bagi negara-negara berkembang untuk berdagang di pasar internasional tanpa hambatan.

Salah satu keunggulan kerja sama BRICS adalah penggunaan sistem SWAP dalam transaksi antarnegara, menggantikan sistem SWIFT yang umum di negara Barat. Dengan demikian, Indonesia bisa memperoleh keuntungan dari bunga yang lebih rendah dalam pinjaman dan transaksi internasional.

Dinna menambahkan, kemitraan dengan BRICS dapat meningkatkan pengaruh dan pandangan positif negara-negara Barat terhadap Indonesia. Selain mempererat hubungan diplomatik, kemitraan ini berpotensi memperluas perdagangan Indonesia dengan negara-negara seperti China, Rusia, Brasil, dan India.

Penulis: Zahra Saritza

Baca Juga