Sejarah
Beranda » Berita » Jarang Diketahui! Dua Tokoh Ini Pernah Jadi Presiden Indonesia

Jarang Diketahui! Dua Tokoh Ini Pernah Jadi Presiden Indonesia

Jarang Diketahui! Dua Tokoh Ini Pernah Jadi Presiden Indonesia
Jarang Diketahui! Dua Tokoh Ini Pernah Jadi Presiden Indonesia

Jakarta, HarianBatakpos.com – Masyarakat Indonesia mengenal tujuh tokoh nasional yang pernah atau sedang menjabat sebagai Presiden RI, mulai dari Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hingga Joko Widodo. Namun, dalam sejarah Indonesia, ada dua tokoh penting yang pernah menjabat sebagai Presiden Indonesia, tetapi kerap terlupakan, yaitu Sjafruddin Prawiranegara dan Mr Assaat.

Sjafruddin Prawiranegara, Presiden Indonesia yang Memimpin Pemerintahan Darurat

Sjafruddin Prawiranegara adalah seorang negarawan dan ekonom Indonesia. Ia pernah memimpin Indonesia saat menjabat sebagai Ketua Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Pada masa pemerintahan demokrasi liberal, Sjafruddin menduduki posisi sebagai Menteri Keuangan dan menjadi Gubernur Bank Indonesia pertama.

Saat menjabat sebagai Menteri Kemakmuran, Sjafruddin ditugaskan untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) oleh Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta pada 22 Desember 1948. Perintah ini diterima melalui telegram setelah terjadi kekacauan di Yogyakarta, yang saat itu menjadi ibu kota negara.

Pacu Jalur Kuansing, Warisan Budaya Riau yang Mendunia

Rapat yang digelar di Bukittinggi memutuskan pembentukan PDRI dengan Sjafruddin sebagai ketua dan Teuku Moh. Hasan sebagai wakilnya. Keduanya membentuk kabinet darurat untuk menjaga stabilitas negara. Pada 13 Juli 1949, Sjafruddin menyerahkan mandatnya kembali kepada Soekarno.

Setelah itu, ia diangkat menjadi Menteri Keuangan dan mencetuskan kebijakan ekonomi terkenal, yaitu Sertifikat Devisa dan Gunting Sjafruddin, yang bertujuan memangkas jumlah uang terbitan Belanda agar ekonomi Indonesia lebih stabil.

Mr Assaat, Presiden Republik Indonesia Sebelum Kembali ke Soekarno

Pada 1948, Belanda melakukan Agresi Militer II, menangkap Soekarno, Hatta, Agus Salim, dan beberapa menteri lainnya. Akibatnya, kepemimpinan Indonesia dialihkan ke Sumatera Barat di bawah pimpinan Sjafruddin Prawiranegara.

Konflik dengan Belanda akhirnya diselesaikan melalui Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag pada Agustus 1949. Hasilnya, Belanda setuju menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS). Saat itu, Indonesia terbagi menjadi 16 negara bagian, dengan Soekarno sebagai Presiden RIS dan Moh. Hatta sebagai Perdana Menteri.

Sejarah Hari Bank Indonesia 5 Juli, Tonggak Kedaulatan Moneter RI

Hal ini menyebabkan kekosongan kepemimpinan di pemerintahan Republik Indonesia (RI), sehingga Soekarno menunjuk Mr Assaat sebagai Pelaksana Tugas Presiden RI di Yogyakarta. Jabatan ini diembannya hingga 15 Agustus 1950, sebelum akhirnya Soekarno kembali memimpin Republik Indonesia setelah RIS dibubarkan.

Mr Assaat dikenal sebagai tokoh politik bergelar Datuk Mudo. Ia merupakan lulusan Sekolah Tinggi Hukum Jakarta (sekarang Fakultas Hukum Universitas Indonesia). Selama masa studinya, ia aktif berorganisasi dan pernah menjadi Pengurus Besar Perhimpunan Pemuda Indonesia.

Karier politiknya dimulai ketika ia bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), hingga akhirnya tercatat sebagai pejuang nasional yang berperan besar dalam proses kemerdekaan Indonesia.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *