Jelang Ramadhan Sampai Idul Fitri, Stok Kebutuhan Bahan Pokok di Langkat Tersedia
Langkat-BP: Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Langkat menggelar rapat rutin bulanan, pada bulan maret 2019, di Ruang Rapat Sekda, Kantor Bupati Langkat, Stabat, belum lama ini.
Rapat dipimpin oleh Sekretaris II TPID Langkat, H Sutrisuanto, selaku Kabag Perekonomian, dihadiri oleh perwakilan Bank Indonesia Regional Sumut Rizki Rahmawaty, tim TPID Provsu Parundingan Pulungan dan BPS Langkat serta 25 orang anggota TPID Langkat dari OPD terkait.
H Sutrisuanto, pada kesempatan tersebut, menerangkan kesimpulan dari rapat, bahwa sesuai hasil dari monitoring bersama Disperindag Langkat, stok bahan pangan di Langkat, sampai menjelang ramadhan dan hari raya idul fitri 1440 H, cukup tersedia. Selain itu pihaknya mengharapkan, Dinas Pertanian Langkat meningkatkan monitoring dan pembinaan kepada petani cabai guna mengantisipasi lonjakan harga cabai merah.
Selanjutnya, pihaknya juga merekomendasikan kepada Disperindag Langkat untuk menganggarkan dana operasi pasar dan pasar murah, pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) untuk Tahun Anggaran 2020.
“Karena rencananya TPID akan melakukan peninjauan pasar tradisional dalam rangka menyambut ramadhan dan idul fitri, guna memantau ketersediaan pasokan dan perkembangan harga barang kebutuhan pokok di Langkat, di 3 (tiga) wilayah yaitu Kec. Kuala pada 30 April 2019, Kec. Babalan pada 2 Mei 2019 dan Kec. Stabat pada 3 Mei 2019,”terangnya.
Selanjutnya, rapat dilanjutkan dengan paparan laporan dari masing-masing anggota TPID, dimulai dari paparan Bank Indonesia oleh Rizki Rahmawaty, terkait perkembangan Inflasi Sumut selama maret 2019. Bahwa seluruh Kota IHK di Sumut mengalami Inflasi, yaitu Sibolga sebesar 0,24 persen, Pematangsiantar sebesar 0,27 persen, Medan sebesar 0,32 persen dan Padangsidimpuan sebesar 0,25 persen, dengan demikian gabungan 4 IHK di Sumut mengalami Inflasi sebesar 0,30 persen.
Menurutnya, Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditujukkan oleh naiknya indeks empat kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,67 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,03 persen, kelompok sandang sebesar 0,41 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,67 persen.
Untuk komoditas utama penyumbang Inflasi, selama maret 2019 di Medan, antara lain cabai merah, bawang merah, bawang putih, baju kaos berkerah laki-laki, pasta gigi, daging ayam ras dan jeruk.
“Untuk mengatasi itu semua, BI mengharapkan TPID dapat Fokus pada program 4 K, yaitu ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga dan komunikasi efektif,”terangnya.
Kemudain paparan dari Disperindag Langkat melalui Kabid Perdagangan Jaminson, menyampaikan dari hasil pantauan petugas pasar di 3 (tiga) pasar tradisional yaitu Kec.Babalan, Kec.Kuala dan Kec.Stabat bahwa stok pangan cukup dan harga bahan pangan pokok tidak mengalami kenaikan yang signifikan bahkan dinilai relatif stabil.
Untuk dipasar Babalan , beras kuku balam harga eceran rp.12.000 perkilo, beras IR 64 harga eceran Rp.11.000 perkilo, gula pasir harga eceran Rp.12.000 perkilo, minyak goreng bimoli harga eceran Rp.14.000 perliter, minyak goreng curah harga eceran Rp.11.000 perkilo, tepung terigu harga eceran Rp.8.500 perkilo, daging sapi murni Rp.120.000 perkilo, daging ayam broiler Rp.35.000 perkilo, cabe merah Rp.32.000 perkilo, bawang merah lokal Rp.32.000 perkilo, bawang putih Rp.28.000 perkilo.
Pasar Kuala untuk beras kuku balam harga eceran Rp.12.000 perkilo, beras IR 64 harga eceran Rp.11.000 perkilo, gula pasir harga eceran Rp.12.000 perkilo, minyak goreng bimoli harga eceran Rp.12.500 perliter, minyak goreng curah harga eceran Rp.10.000 perkilo, tepung terigu harga eceran Rp.8.500 perkilo, daging sapi murni Rp.120.000 perkilo, daging ayam broiler Rp.30.000 perkilo, cabe merah Rp.20.000 perkilo, bawang merah lokal Rp.24.000 perkilo, bawang putih Rp.27.000 perkilo.
Pasar Stabat untuk beras kuku balam harga eceran Rp.11.000 perkilo, beras IR 64 harga eceran Rp.10.500 perkilo, gula pasir harga eceran Rp.11.000 perkilo, minyak goreng bimoli harga eceran Rp.12.500 perliter, minyak goreng curah harga eceran Rp.10.000 perkilo, tepung terigu harga eceran Rp.8.500 perkilo, daging sapi murni Rp.120.000 perkilo, daging ayam broiler Rp.30.000 perkilo, cabe merah Rp.20.000 perkilo, bawang merah lokal Rp.24.000 perkilo, bawang putih Rp.27.000 perkilo.
Untuk laporan Dinas pertanian disampaikan Aman Purba selaku Sekdis Pertanian, bahwa bahan stock kebutuhan bahan pokok pangan khususnya daging sapi dan daging ayam potong cukup tersedia dengan stock sapi sebanyak 3.012 ekor. Disamping itu menurunnya produksi pangan akibat perubahan iklim tidak stabil dan berkurangnya curah hujan, untuk tanaman padi sawah tahun 2019 ditargetkan seluas 92.535 ha. Untuk harga padi saat ini ditingkat petani Rp.4.300 sampai 4.500 perkilo. Sedangkan harga hasil perkebunan mengalami penurunan harga dari bulan sebelumnya, yaitu TBS Sawit dipasar pengumpul Rp.900 sampai Rp.950 perkilo, buah coklat/kakao Rp.23.000 sampai Rp.25.000 perkilo, karet Rp.5.000 sampai Rp.6.000 perkilo, pinang kering kupas Rp.14.000 perkilo, Kemiri Rp.27.000 perkilo.
Sedangkan laporan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Langkat menyampaikan, bahwa harga ikan pada saat ini masih dalam keadaan stabil, seperti ikan gembung kuring Rp.35.000 perkilo, ikan mas Rp.35.000 perkilo dan ikan tongkol Rp.20.000 perkilo.(BP/L1)
Komentar