Karier Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, Menteri Transmigrasi yang Berlatar Militer

Jakarta, HarianBatakpos.com - Letnan Kolonel (Purnawirawan) Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara resmi dilantik sebagai Menteri Transmigrasi dalam Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto. Iftitah Sulaiman dikenal sebagai sosok dengan latar belakang militer yang kuat. Ia pernah menjadi ajudan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), serta memiliki pengalaman luas di dunia pertahanan dan pendidikan.
Profil Letkol (Purn) Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Iftitah Sulaiman lahir di Pandeglang, Banten, pada 10 Maret 1977. Saat ini, ia berusia 47 tahun dan memiliki rekam jejak panjang di dunia militer. Ia merupakan lulusan terbaik Akademi Militer tahun 1999 dan menerima penghargaan Bintang Adhi Makayasa.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Akademi Militer, ia melanjutkan pelatihan di Sekolah Dasar Kecabangan Kavaleri pada tahun 2000. Sepanjang kariernya di TNI AD, ia dikenal sebagai ahli di bidang Kavaleri dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel.
Tidak hanya itu, Iftitah Sulaiman juga mengikuti berbagai kursus militer bergengsi, seperti Kursus Combat Intelijen dan Kursus Perwira Staf. Pada 2009, ia melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Perwira di India dan meraih gelar S-1 di bidang pertahanan dari Universitas Indore.
Pada 2015, ia menempuh pendidikan di US Army Command General and Staff College (Seskoad) di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat, dan mendapatkan gelar Master of Arts in Leadership and Management dari Webster University pada 2016.
Karier Militer dan Pengalaman di Dunia Perdamaian
Iftitah Sulaiman memulai kariernya sebagai Komandan Peleton di Yonkav 8-Tank/Kostrad dan Perwira Seksi Operasi. Ia kemudian dipindahkan ke Aceh untuk membentuk satuan baru, Yonkav 11/Kodam Iskandar Muda. Selama di Aceh, ia terlibat dalam Operasi Rencong 2003 dan Operasi Pemulihan Keamanan 2004. Setelah tsunami 2005, ia beralih ke misi kemanusiaan.
Pada 2006, Iftitah Sulaiman terpilih sebagai pasukan perdamaian di Lebanon dalam Kontingen Garuda-XXIII A/UNIFIL. Ia bahkan menjadi perwakilan UNIFIL dalam Hari Nasional Italia 2007 di Roma.
Sepulang dari Lebanon, ia membantu membangun Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP TNI) di Sentul, Bogor. Pada 2010, Mabes TNI menugaskannya sebagai Instruktur Internasional pertama TNI di bidang Misi Perdamaian, bekerja sama dengan Jerman dan Australia.
Karier di Dunia Pendidikan dan Politik
Setelah pensiun dari militer, Iftitah Sulaiman aktif di dunia pendidikan dan menjadi dosen tetap Universitas Pertahanan pada 2017 hingga 2019.
Dalam dunia politik, ia bergabung dengan Partai Demokrat pada 2019 dan dikenal dekat dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Pada Pilpres 2024, ia sempat masuk dalam Tim 8 Koalisi Perubahan yang mendukung Anies Baswedan. Namun, setelah koalisi bubar, Partai Demokrat bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo-Gibran.
Di luar militer dan politik, Iftitah Sulaiman juga aktif di dunia bisnis. Ia mengakuisisi beberapa perusahaan di bidang investasi dan konsultan, serta menjabat sebagai CEO Romeo Strategic Consulting, yang bergerak di bidang energi dan usaha lainnya.
Komentar