Kisah Pengabdian Istri Relakan Ginjalnya untuk Suami yang Divonis Gagal Ginjal Stadium Akhir
Banda Aceh-BP : Yulis Ratna Sari (29) merupakan sosok yang patut menjadi inspirasi bagi semua istri.
Dengan hati yang tulus, istri dari pegawai Kejati Aceh itu rela mendonorkan ginjalnya untuk sang suami, Sholahuddin Ritonga (41) yang divonis dokter menderita gagal ginjal stadium akhir sejak 2014.
Setelah berhasil menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh pada 29 Juli 2019, kini Yulis dan suaminya sudah dapat kembali ke rumah. Mereka hanya tinggal menunggu penyembuhan luka operasi.
Walau ginjalnya tinggal satu, Yulis tampak terlihat seperti wanita normal pada umumnya.
“Alhamdulillah operasi berjalan lancar dan sesuai dengan apa yang kami inginkan, dan kemarin sudah dibolehkan pulang ke rumah,” kata Yulis dirumahnya kawasan Lampineung Banda Aceh, seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis (8/8/2019).
Yulis mengatakan, pasca-operasi cangkok ginjal, kondisi kesehatan dan fungsi organ tubuhnya masih normal seperti biasanya. Yulis tak merasa ada yang berubah.
Sebagai istri dari seorang abdi negara, kini Yulis merasa sangat bangga dan bahagia karena telah berhasil menyumbangkan ginjalnya untuk sang suami.
Yulis ingat betul saat melihat suaminya bertahun-tahun menahan rasa sakit dan harus menjalani cuci darah rutin dua kali dalam sepekan.
Meski dalam kondisi sakit, suaminya tetap bekerja seperti biasa.
“Sebagai istri saya wajib mendampingi suami dalam keadaan suka dan duka. Apalagi suami pegawai Kejati, saya harus selalu hadir agar dapat menjalankan tugasnya sebagai abdi negara,” katanya.
Donorkan ginjal
Yulis mengaku keinginannya untuk mendonorkan ginjal kepada sang suami sempat terkubur pada 2014.
Itu karena setelah ditelusuri, biaya operasi cangkok hati di salah satu rumah sakit terkenal di Indonesia kala itu biayanya sangat mahal.
Sementara tak ada harta benda yang dapat dijual untuk biaya operasi. Sehingga ia hanya bisa pasrah sambil berdoa agar cobaan yang ia hadapi dimudahkan dan mendapat petunjuk dari Allah.
Tak lama setelah suaminya dinyatakan gagal ginjal, secara bersamaan pada 2014 itu juga suami Yulis yang masih bertugas di Kejati Menpawa, Kalimantan Bara, mendapat SK pindah tugas ke Kejati Provinsi Aceh.
Dalam kondisi sakit suaminya sempat sedih dan pesimis kala itu. Namun, ia selalu hadir mendampingi dan menyemangati sang suami menjalani hidup dan tugasnya sebagai PNS dalam kondisi suka dan duka.
“Saat itu suami sempat sedih dan pesimis karena baru saja ia divonis menderita gagal ginjal stadium akhir. Di saat itu juga ia mendapat SK pindah ke Kejati Aceh. Tapi saya selalu menyemangati karena saya yakin Allah tidak memberi cobaan di luar kemampuan kita,” ujarya.
Kabar baik
Setelah menjalani hidup dan tinggal di Aceh selama empat tahun lebih, pada awal 2019 Yulis dan suaminya mendapat kabar gembira dari dokter spesialis RSUZA Banda Aceh bahwa operasi cangkok ginjal dapat dilakukan di rumah sakit itu dengan menggunakan BPJS.
Keduanya dijadwalkan menjalani operasi pada 19 juli.
“Mungkin doa-doa saya selama ini untuk segera dapat mendonorkan ginjal kepada suami dikabulkan Allah. Alhamdulillah sekarang suami saya tinggal menunggu masa penyembuhan dan operasi cangkok ginjal sudah berhasil dan berjalan sesuai dengan apa yang harapkan,” ucapnya.
Rekan suami Yulis, Razi Khan yang juga pegawai Kejati Aceh menyebutkan, Sholahuddin yang juga merupakan atasannya itu dipandang sebagai sosok yang disiplin dalam bekerja dan ramah pada semua pegawai.
Meski ia menderita penyakit ginjal. Sholahuddin tak pernah absen hadir ke kantor dan bekerja seperti pegawai normal lainnya.
Bahkan selama empat tahun bertugas di Kejati Aceh, tak ada yang tahu bahwa Sholahuddin menderita penyakit gagal ginjal.
“Sosok Bapak Sholahuddin luar biasa, orangnya disiplin, ramah, dan tidak pernah mengeluh. Kami pun selama ini tidak tahu bahwa beliau menderita penyakit gagal ginjal. Jadi tahunya kemarin waktu sudah masuk ke rumah sakit menjalani operasi,” ujarnya. (red)
Komentar