Koalisi SBY-Prabowo dan Prinsip “Meja Kosong” PAN

Sekjen PAN Eddy Soeparno saat memberikan keterangan seusai pertemuan antara Dewan Penasehat Pengurus Pusat Persaudaraan Alumni 212 dengan sejumlah petinggi partai politik di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Senin (23/7/2018) malam. (KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)

JAKARTA-BP: Partai Amanat Nasional ( PAN) menegaskan belum menentukan sikap untuk menjalin koalisi dalam menghadapi Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019. Menurut Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno, komunikasi politik masih terus dilakukan, termasuk dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Apalagi, SBY sebelumnya menyatakan siap untuk menjalin kerja sama dengan PAN dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). PAN pun menyatakan siap untuk membicarakan koalisi.

"Kalaupun koalisi akan dibentuk, itu pembicaraannya harus berdasarkan prinsip meja kosong," ujar Eddy, Jakarta, Rabu (25/7/2018). "Dalam artian semua pihak (yang akan berkoalisi) hadir untuk berdiskusi, berdialog tanpa ada prakondisi apa pun," kata dia.

Eddy tidak menjelaskan prakondisi yang ia maksud. Namun, PAN menolak disebut meminta-minta untuk diundang dalam setiap pembicaraan tersebut. Menurut dia, semua partai yang ingin berkoalisi harus sepakat duduk besama terlebih dahulu.

Berdasarkan Pemilu 2014, PAN mengantongi 9.481.621 suara, atau 7,59 persen dari total suara. Di parlemen, PAN memiliki 49 kursi.

Hal itu menempatkan PAN pada urutan ke-5 parpol dengan jumlah kursi terbanyak di DPR. Kursi DPR yang diduduki PAN lebih banyak dari PKS yang hanya 40 kursi namun kalah dari Partai Gerindra dengan 73 kursi dan Partai Demokrat dengan 61 kursi.

Saat ini, kata Eddy, PAN menjalin komunikasi dengan semua partai tanpa terkecuali. Begitu pula dengan tokoh-tokoh yang dianggap potensial maju sebagai calon presiden dan calon wakil presiden, baik dari parpol maupun tokoh yang tak punya kendaraan politik.

Oleh karena itu, menurut Eddy, PAN terbuka dengan koalisi mana pun. Tak hanya dengan Partai Demokrat atau Partai Gerindra, namun juga partai yang sudah menyatakan dukungan kepada Presiden Joko Widodo.

"Idealnya dibentuklah koalisi lebih dahulu, setelah itu disepakati siapa capresnya, siapa cawapresny, jadi agar konsensus itu jadi konsenus kolektif," kata dia.

PAN sendiri menyambut baik pertemuan antara Prabowo dan SBY semalam. Dari sisi demokrasi kata Eddy, pertemuan itu sangat positif. PAN berharap, koalisi yang terbentuk bisa memunculkan putra dan putri terbaik bangsa muncul dalam Pilpres 2019. (kom/TA)

Penulis:

Baca Juga