Liburan Massal Pedagang China: Menghadapi Tarif Trump dengan Penjualan Murah

Seorang wanita bekerja di lini produksi memproduksi peralatan makan kertas (kompas.com)
Seorang wanita bekerja di lini produksi memproduksi peralatan makan kertas (kompas.com)

Medan,  HarianBatakpos.com - Sejumlah produsen barang di China merespons tarif yang dijatuhkan oleh Presiden AS Donald Trump hingga 245%. Fenomena ini terlihat jelas di platform media sosial seperti Douyin dan Taobao. Dalam artikel ini, kita akan membahas dampak tarif tersebut terhadap industri di China dan bagaimana pedagang mengatasi situasi ini.

Dampak Tarif terhadap Produsen di China

Mengutip pantauan Radio Free Asia, beberapa daerah produksi utama seperti Zhejiang, Guangdong, dan Jiangsu mulai mengeluarkan 'pemberitahuan hari libur' untuk menangguhkan operasi di pabrik. Barang dagangan, mulai dari celana hingga peralatan rumah tangga, yang awalnya ditujukan untuk diekspor, kini dijual dengan harga murah oleh perusahaan ekspor China.

Salah satu produsen alas kaki di Jiaxing melaporkan bahwa produk yang dulunya bernilai lebih dari US$100 kini kesulitan terjual, bahkan dengan diskon besar. "Perang tarif telah menyebabkan banyak barang sisa perdagangan luar negeri," ungkapnya. Hal ini menunjukkan bahwa tarif tinggi telah membuat barang-barang tersebut tidak laku di pasar.

Strategi Penjualan dalam Situasi Sulit

Lebih jauh ke utara di Suzhou, Pabrik Tekstil Rumah Tangga mendorong karyawan untuk menjual selimut berlebihan secara daring. Seorang manajer berhasil menjual lebih dari 60 selimut dengan menghubungi kerabat dan teman. Namun, jam kerja mereka dikurangi, dan hanya upah dasar yang akan dibayarkan.

Trump, yang baru-baru ini mengumumkan gelombang tarif, telah menciptakan ketegangan dalam hubungan geopolitik dengan China. Ia menyatakan bahwa tarif yang tinggi mendorong orang untuk tidak berbelanja sama sekali. "Saya tidak ingin tarif naik karena pada titik tertentu Anda akan membuat orang tidak membeli," kata Trump.

Tarif yang diterapkan oleh Trump telah menimbulkan dampak signifikan bagi pedagang China. Dalam upaya untuk bertahan, banyak yang terpaksa menjual barang dengan harga murah, sementara beberapa lainnya mencari cara inovatif untuk memasarkan produk mereka. Meskipun ada harapan untuk kesepakatan, tantangan yang dihadapi saat ini tetap menjadi penghalang bagi pertumbuhan industri di China.

Penulis: Yuli astutik
Editor: Hendra

Baca Juga