Mantan Wali Kota Medan Ungkap Tekanan Politik dalam Pilwalkot Medan dan Pilgub Sumut

Mantan Wali Kota Medan, Akhyar Nasution
Mantan Wali Kota Medan, Akhyar Nasution

Medan,harianbatakpos.com – Mantan Wali Kota Medan, Akhyar Nasution, membuat pernyataan mengejutkan mengenai dugaan tekanan politik yang dialami kepala lingkungan (kepling) di Medan. Akhyar mengaku menerima cerita dari beberapa kepling yang diminta untuk memenangkan salah satu calon dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Medan dan Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgub Sumut).

Menurut Akhyar, lurah dan camat di Medan, yang merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN), diduga memberikan instruksi kepada para kepling untuk memastikan calon tertentu mendapatkan lebih dari 50% suara di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS).

"Kepling-kepling di Medan ini sekarang mendapat tugas baru, yaitu wajib memenangkan calon tertentu di setiap TPS," kata Akhyar saat konferensi pers di Medan, Rabu (23/10/2024).

Selain diminta memenangkan suara di TPS, kepling juga disebut diminta mencari minimal 30 orang yang tidak menerima surat pemberitahuan pemungutan suara (C6) dari KPU. Menurut Akhyar, ini ditujukan untuk memaksimalkan potensi suara calon tersebut.

“Jika DPT (Daftar Pemilih Tetap) di TPS sekitar 600-an orang, kepling harus bisa memenangkan calon dengan perolehan minimal 300 suara,” jelasnya.

Tidak hanya itu, setiap kepling juga diberi target harian untuk mencari lima orang yang bersedia mendukung calon tertentu. Dukungan ini harus didokumentasikan dalam bentuk video dan dilaporkan ke camat.

“Setiap hari kepling harus mencari lima orang yang mengatakan mendukung calon tertentu, dan video tersebut dilaporkan ke camat,” ungkap Akhyar. Ia menambahkan, jika kepling tidak memenuhi target tersebut, mereka diancam akan dicopot dari jabatannya.

Akhyar menyayangkan praktik tekanan politik ini, terutama karena dilakukan oleh aparat yang seharusnya bersikap netral. “Ini tidak benar, jangan sampai kekuasaan digunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Kepling yang tidak mampu merealisasikan tugas ini diancam diberhentikan,” tegasnya.

Ketika ditanya mengenai siapa calon yang dimaksud, Akhyar menolak untuk memberikan nama, namun ia mengindikasikan bahwa calon tersebut terlibat dalam Pilwalkot Medan dan Pilgub Sumut secara bersamaan.

“Calon ini satu paket untuk Pilwalkot Medan dan Pilgub Sumut,” tutup Akhyar, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Pernyataan ini tentu menambah panas suhu politik di Medan menjelang Pilkada. Masyarakat kini menantikan langkah pihak berwenang untuk menindaklanjuti dugaan tekanan yang dilakukan oleh aparat terhadap kepling, serta menjaga agar pemilu berjalan dengan adil dan bebas dari intervensi politik. BP/CW1

Baca Juga