Marissa Haque: Jejak Kesuksesan dalam Dunia Film dan Politik Indonesia

Medan, Harianbatakpos.com - Dunia hiburan dan politik Indonesia kembali berduka. Artis serba bisa, Marissa Haque, berpulang 13 hari sebelum ulang tahunnya yang ke-62. Istri dari musisi dan aktor Ikang Fawzi ini meninggal dunia pada 2 Oktober 2024, sekitar pukul 00.50 WIB. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan para penggemarnya.
Marissa Grace Haque lahir di Balikpapan, Kalimantan Timur, sebagai anak sulung dari tiga bersaudara. Dua adiknya, Soraya Haque dan Shahnaz Haque, juga dikenal sebagai tokoh publik—Soraya sebagai model dan aktris, sedangkan Shahnaz sebagai presenter.
Mengawali karier sebagai bintang film, Marissa pertama kali mencuri perhatian lewat film Kembang Semusim pada 1980. Popularitasnya kian menanjak setelah membintangi film Tinggal Landas Buat Kekasih (1984) dan Biarkan Bulan Itu (1986). Atas perannya dalam Tinggal Landas Buat Kekasih, ia berhasil memenangkan penghargaan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik di Festival Film Indonesia.
Film inilah yang menjadi awal pertemuannya dengan Ikang Fawzi, yang kemudian menjadi suaminya. Pasangan ini menikah pada 3 Juli 1986. Selama kariernya di dunia film, Marissa telah membintangi puluhan judul film hingga era 1990-an, dengan film terakhirnya Yang Tercinta pada 1991.
Selain dunia hiburan, Marissa juga dikenal sebagai politisi dengan rekam jejak yang panjang. Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPR pada 2004 melalui PDIP, mewakili daerah pemilihan Jawa Barat II. Selama menjabat, ia aktif dalam berbagai isu sosial seperti lingkungan, pendidikan, dan pemberdayaan perempuan.
Pada 2006, Marissa mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Banten, berpasangan dengan Zulkieflimansyah dari PKS dan PSI. Sayangnya, pasangan ini kalah dari Ratu Atut Chosiyah dan Mohammad Masduki yang didukung oleh PDIP. Kekalahannya juga menyebabkan pemecatannya dari DPR oleh PDIP.
Namun, Marissa tetap melanjutkan karier politiknya dengan bergabung bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 2007. Ia kemudian berpindah ke Partai Amanat Nasional (PAN) pada 2014 dengan alasan prinsip. Meski tidak selalu berada di garis depan politik nasional, Marissa terus aktif dalam politik lokal dan berfokus pada isu-isu pembangunan daerah, terutama di Banten.
Di luar politik, Marissa Haque juga memiliki pencapaian akademis yang mengesankan. Ia meraih gelar Sarjana Hukum
dari Universitas Trisakti, gelar S2 di bidang bahasa anak tuna rungu dari Universitas Katolik Atmajaya, serta gelar Magister Administrasi Bisnis dari Universitas Gadjah Mada. Pada 2012, ia mendapatkan gelar doktor dari Pusat Studi Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB). Hingga akhir hayatnya, Marissa aktif mengajar di STIE IBS, Kemang, Jakarta Selatan.
Marissa Haque akan selalu dikenang sebagai sosok yang berdedikasi baik di dunia hiburan, politik, maupun akademik. Perpindahannya antar partai politik mencerminkan fleksibilitasnya dalam merespons dinamika politik, serta komitmennya untuk terus berkontribusi bagi masyarakat.
Komentar