Mata Uang Iran Terendah Sepanjang Masa

TEHERAN-BP: Mata uang rial Iran mencapai titik terendah sepanjang waktu terhadap dolar Amerika Serikat (AS), Senin (3/9/2018), meskipun bank sentral telah berupaya untuk membendung penurunan.

Rial telah kehilangan 15% nilainya pada pembukaan pasar dalam 3 hari terakhir, sampai di level terendah pada 128.500 terhadap dolar Amerika, Senin malam, menurut Bonbast.com

Penurunan ini didasari oleh pidato Gubernur Bank Sentral, Abdolnaser Hemmati, Sabtu lalu. Ia memberlakukan pembatasan yang lebih ketat untuk mengalokasikan cadangan devisa, dikutip dari laporan jurnalis ekonomi Maziar Motamedi.

Hemmati mengatakan "Saya ingin lebih berhati-hati dalam mengalokasikan mata uang asing pada tingkat pemerintah," katanya dilansir dari AFP, menandakan potensi kekurangan mata uang keras yang akan datang.

Rial telah kehilangan 70% nilainya dalam satu tahun terakhir, terutama karena meningkatnya perseteruan dengan AS dan Iran mundur dari kesepakatan nuklir 2015 pada bulan Mei.

Pernyataan resmi hanya menghasilkan sedikit dampak untuk menenangkan pasar.

Hemmati mengambil alih kepemimpinan pada bulan Agustus setelah pendahulunya dipecat, "tampaknya memiliki alasan ketika ia mengatakan di (pidato pengukuhannya) bahwa dia akan mencoba untuk meminimalkan pernyataan publik. Karena, setiap komentar yang datang dari pejabat tinggi yang bertujuan untuk menenangkan pasar telah memacu reaksi negatif," kata Motamedi.

Bank sentral mengetatkan peraturan pada peredaran mata uang asing yang masuk ke dalam sistem. Mereka juga menyerahkan tingkat pemerintah khusus sebesar 42.000 kepada importir tertentu, seperti mereka yang membeli barang-barang penting seperti obat-obatan.

Hal yang menjadi faktor lain, mungkin karena permintaan dari peziarah yang menuju ke Irak untuk festival agama Arbaeen mendatang. Acara tersebut dihadiri oleh sekitar dua juta warga Iran tahun lalu.

Bank sentral telah mencoba untuk menenangkan pasar, pertama dengan mencoba mengakhiri perdagangan pasar terbuka pada bulan April, memperbaiki tingkat pada 42.000 dan menutup toko-toko pertukaran mata uang.

Tetapi, itu hanya memicu spekulasi besar dan korupsi di pasar gelap, yang menyebabkan pemerintah memecat kepala bank sentral dan membalikkan langkah yang diambil pada April.

Iran adalah negara lain yang berada di ambang krisis akibat sanksi dari orang nomor satu di AS. Rial, mata uang Iran, sudah mengalami pelemahan -14,14% dari awal tahun ini. Menurut data Reuters, US$1 setara dengan 42.000 rial (Rp 14.584) pertengahan Agustus lalu.

Penurunan nilai mata uang Iran terus-menerus terjadi sejak Revolusi Islam di tahun 1979, ketika 70 rial mampu ditukar dengan satu dolar AS. Namun, rial semakin terjerembab ketika Presiden Trump memutuskan untuk menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran dan kembali memberlakukan berbagai sanksi untuk memutuskan negara itu dari sistem keuangan global.

Sumber: Cnbc (SP)

Penulis:

Baca Juga