Mehreen Faruqi, Perempuan Muslim Pertama Anggota Senat Australia

Jakarta-BP: Mahreen Faruqiditunjuk menjadi wanita muslim pertama yang jadi anggota Senat Australia. Pemilihan Faruqi itu dilakukan sehari setelah Negeri Kanguru itu mengalami perdebatan sengit penuh rasisme.
Faruqi yang lahir di Pakistan itu menyatakan masa depan Australia akan lebih kuat dalam keragaman. Anggota parlemen dari Partai Hijau untuk New South Wales itu dipilih menjadi anggota Senat pada Rabu (15/8) untuk mengisi kursi yang kosong.
Penunjukan itu dilakukan saat senator baru lainnya dikecam karena pidato menyerukan solusi final untuk imigrasi. Faruqi yang akan dilantik pekan depan itu merupakan salah satu pengkritik penggunaan istilah terkait Holocaust oleh senator Fraser Anning.
“Anning berselisih di depan jutaan warga Australia, menyebarkan kebencian dan rasisme pada pidato pertama di parlemen pada Selasa (14/8),” papar Faruqi, dikutip BBC.
“Saya seorang migran Muslim, saya akan jadi Senator dan tidak ada hal yang Fraser Anning dapat lakukan tentang itu,” tulis Faruqi di website Junkee pada Rabu (15/8).
Faruqi bermigrasi dari Pakistan ke Australia pada 1992 bersama keluarga mudanya. Dia masuk ke politik meski memiliki karir sebagai akademisi dan gelar doktor dalam bidang teknik lingkungan.
Keberhasilannya terpilih sebagai anggota parlemen pada 2013 menjadikannya sebagai wanita Muslim pertama yang memegang jabatan politik di Australia.
“Saya akan menggunakan peran barunya sebagai Senator untuk berjuang pada masa depan positif bagi Australia tempat kita lebih kuat untuk keragaman kita,” papar dia pada BBC.
Dia menjelaskan, rasisme terang-terangan itu bukan insiden terpisah. Saat dia pidato untuk meninggalkan parlemen New South Wales pada Selasa (14/8), dia mengatakan,
“Terus terjadinya sikap rasis, racun dan seksis selama saya menjadi anggota parlemen bukan karena apa yang saya lakukan tapi karena siapa saya, dari mana saya berasal dan warna kulit saya.”
Dia juga menjelaskan dalam artikelnya bahwa para politisi secara rutin menggunakan umpan ras sebagai cara meraih suara. “Saya dapat berdiri di Pantai Bondi, menyajikan sosis sanger di Akubra, membungkus diri dengan bendera Australia dengan tato salib selatan, dan bagi beberapa orang, saya masih belum cukup sebagai warga Australia,” tulis dia dalam artikel di Junkee. (AKRT/SP)
Komentar