harianbatakpos.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, mengungkapkan rencana ambisius Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk memperkenalkan konsep dasar matematika mulai dari jenjang Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). Dalam pembukaan Pameran Bulan Bahasa dan Sastra 2024 di Jakarta, Senin (28/10/2024), Mu’ti menjelaskan bahwa pengajaran matematika sejak dini akan disesuaikan dengan tingkat intelektualitas anak dan disampaikan secara menyenangkan.
“Matematikanya bukan matematika yang serius menghitung, tapi lebih sebagai pengenalan konsep-konsep dasar yang disampaikan tentu saja dengan memperhatikan tingkat intelektualitas,” jelas Mu’ti. Menurutnya, pengenalan matematika sejak dini ini bertujuan untuk menghilangkan persepsi negatif terhadap pelajaran matematika, yang selama ini dianggap sulit oleh banyak pelajar.
Program ini dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat numerasi di Indonesia yang tercermin dalam skor Programme for International Student Assessment (PISA) 2022. Berdasarkan data Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Indonesia berada di urutan kedua terbawah di Asia Tenggara dengan skor 366 untuk matematika, 359 untuk membaca, dan 383 untuk sains. Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, menilai perubahan kurikulum selama 10 tahun terakhir belum berdampak signifikan terhadap kualitas pendidikan dasar di Indonesia.
Mu’ti menjelaskan bahwa dalam rencana pengajaran baru ini, matematika akan diperkenalkan melalui konsep yang sederhana dan aktivitas yang interaktif. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak terbebani, tetapi justru tertarik untuk mempelajari matematika lebih lanjut. Ia berharap pendekatan ini mampu memperbaiki persepsi siswa dan meningkatkan kemampuan numerasi yang menjadi dasar penting dalam berbagai aspek pendidikan di jenjang lebih tinggi.
Selain itu, Kemendikdasmen juga tengah menyiapkan program pelatihan khusus bagi guru matematika untuk menguasai metode pengajaran yang lebih relevan dan menyenangkan. Dengan demikian, guru diharapkan mampu menanamkan dasar-dasar matematika yang kokoh sekaligus menarik bagi siswa.
Namun, Mu’ti menjelaskan bahwa hasil dari program ini tidak akan langsung terlihat. “Tapi mungkin program ini hasilnya belum bisa dilihat di 2025, karena baru akan dimulai di 2025,” ujarnya, mengisyaratkan bahwa dampak signifikan baru bisa diukur dalam beberapa tahun ke depan.
Menanggapi rencana ini, Ubaid Matraji dari JPPI menyarankan agar pemerintah lebih fokus pada peningkatan mutu pendidikan dasar secara menyeluruh. Menurutnya, rendahnya skor PISA merupakan cerminan dari kurang efektifnya perubahan kurikulum selama satu dekade terakhir. “Perubahan kurikulum selama 10 tahun ini tidak berdampak signifikan terhadap kualitas,” ungkap Ubaid.
Peningkatan kualitas pendidikan dasar melalui penguatan numerasi diharapkan mampu meningkatkan posisi Indonesia dalam skor PISA serta mengurangi kesenjangan kualitas pendidikan dasar dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Melalui pendekatan yang lebih inovatif dan fokus pada pembelajaran yang menyenangkan, Kemendikdasmen berharap mampu membekali generasi muda Indonesia dengan kemampuan dasar matematika yang lebih baik dan relevan bagi perkembangan mereka.BP/CW1
Komentar