Menlu Retno: Perempuan Juga Bisa Berkarir Jadi Diplomat
Jakarta-BP: Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menghadiri talk show bersama Sahabat Museum Konferensi Asia Afrika (MKAA), pada Sabtu (14/7), di Museum Konferensi Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat. Dalam talkshow tersebut, Retno menceritakan berbagai macam hal, salah satunya tentang diplomat perempuan.
Ia mengatakan, di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) hampir 50 persen diplomat barunya adalah perempuan.
Retno juga menyampaikan bahwa kebanyakan perempuan jika bekerja memang selalu menggunakan hati, tetapi tetap logis.
1. Hampir 50 persen diplomat di Kemenlu adalah perempuan
Bicara tentang diplomat perempuan, Retno menjelaskan bahwa rekrutmen yang ada di Kemenlu sendiri, hampir 50 persen para diplomat baru adalah perempuan. Para diplomat perempuan itu, kata Retno, kebanyakan mendapatkan posisi yang bagus.
"Dan kalau kemudian setiap kali sekolah mereka masuk dan mereka kami didik untuk sekolah diplomat, posisinya juga kadang-kadang 7 dari 10 itu diisi oleh perempuan," terang Retno di Museum KAA, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/7).
2. Diplomat juga profesi yang cocok bagi perempuan
Kemudian, Retno juga bercerita tentang anggapan publik bahwa seorang diplomat tidak cocok untuk perempuan. Ia membenarkan bahwa memang posisi diplomat cukup berat bagi perempuan.
Jika melihat dari pekerjaannya yang hampir 24 jam setiap harinya, dan juga mobilitas yang tinggi, membuat publik berpikir bahwa diplomat tidak cocok untuk perempuan.
"Orang banyak berpikir kamu kan punya keluarga, punya anak, kayaknya gak cocok deh. Dengan mobilitas seperti itu kayaknya gak cocok deh. Ternyata cocok juga. Bisa kok. Bisa survive," kata Retno.
Menurutnya, meski hampir 24 jam dia harus selalu menyediakan waktunya, dan dengan mobilitas yang tinggi tetap saja seorang perempuan bisa melalukan profesi sebagai diplomat.
3. Perempuan bekerja pakai hati tetapi tetap logis
Retno mengungkapkan bahwa logika dalam profesi sebagai diplomat tentu bisa disatukan dengan hati. Ia menerangkan bahwa profesi diplomat adalah seni dan kebanyakan seni tentu menggunakan hati.
Kemudian ia juga berpesan agar perempuan yang bekerja memakai hati untuk tetap berpikir logis.
"Perempuan banyak pake hati tapi logis. Ada yang bilang jangan tinggalkan hati karena hati ini tidak akan pernah berbohong. Kalau kita kerja dalam peran apapun, kalau kita pake hati sih InsyaAllah kita jauh dari kesalahan-kesalahan," ucap dia.
Ia pun memberikan semangat kepada setiap perempuan Indonesia agar bisa berkontribusi untuk Indonesia dan dunia.
"Jadi untuk perempuan Indonesia semangat. Kita akan bisa bersama-sama dengan kaum laki-laki untuk berkontribusi bagi Indonesia dan dunia," ujarnya. (idntimes/TA)
Komentar