Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita Ungkap Indonesia Pernah Terancam Dalam Situasi Chaos
Jakarta-BP: Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengungkapkan bahwa Indonesia pernah terancam dalam situasi chaos atau kacau balau. Ancaman itu datang di awal tahun ini.
Dia mengatakan yang membuat munculnya ancaman negara chaos itu adalah kurangnya persediaan beras.
"Ada dua pilihan: kalau kita impor pasti di-bully, tapi kalau tidak impor siapapun pemerintahnya akan jatuh dengan chaos. Itu konsekuensi politik yang ada. Dan kita lihat disini, Januari [2018] sebenarnya [persediaan beras] minus kalau impor itu tidak masuk," ungkapnya di kantor Transmedia, Kamis (13/9/2018).
Enggar menceritakan polemik soal impor beras sudah dimulai pada Juli 2017 menyusul kekhawatiran pemerintah akan kurangnya pasokan beras.
"Di Juli 2017 sebenarnya sudah terjadi perdebatan untuk impor, dan Pak JK sudah me-warning saya: 'Enggar, kau impor'. Saya katakan: Pak, masih OK, Pak," katanya.
Di titik itu, Mendag berkukuh belum mau mengizinkan impor beras.
Kemudian pada Agustus 2017, lanjutnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla kembali berbicara dengannya, mengatakan: 'Hei Enggar, kau tahu, saya ini mantan KaBulog, merangkap Menperindag. Kamu ini cuma Menteri Perdagangan, jadi kamu percaya sama saya.'
Akhirnya, kemudian dalam satu rapat diputuskan parameter untuk impor. Enggar menuturkan di dalam rapat itu, selain dirinya, juga hadir Menteri Pertanian, Menko Perekonomian, dan Direktur Utama Bulog.
Parameter untuk impor itu adalah jika stok Bulog di bawah 1 juta ton, dan atau kenaikan harga lebih dari 10%.
Lalu, berselang beberapa bulan stok beras nasional memang turun yakni di Oktober-November-Desember. "Sudah begitu tajam penurunannya. Jadi kalau kita lihat, posisi stok sebenarnya sudah mulai turun dari Agustus terus sampai dengan Desember. Ini titik kritis," kata Mendag.
Akhirnya, pada 15 Januari 2018, diputuskan RI mengimpor beras 500.000 ton.
"Pada 15 Januari, persis Malari [Malapetaka 15 Januari], kita Rakor Menko Perekonomian, dipimpin oleh Pak Darmin sendiri, dihadiri oleh Mentan, saya, Dirut Bulog, dan Deputi Meneg BUMN memutuskan agar impor 500 ribu ton. Atas dasar keputusan di rakor itu, saya menulis surat kepada Bulog untuk melaksanakan keputusan rakor itu dengan mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton."
Sumber: Cnbc (JP)
Komentar