Monumen Tenggelamnya KM SB Segera Dibangun

Kapal tenggelam di DanauToba

Medan-BP: Bupati Simalungun JR Saragih berjanji segera membangun monumen korban tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun(KM SB) di seputaran Danau Toba, Kaupaten Simalungun.

Hal itu terungkap pada pertemuan Kemenko Maritim bersama Pemkab Simalungun, keluarga korban, Basarnas, Dinas Perhubungan dan instansi terkait lainnya di posko Tigaras, Kabupagen Simalungun, Senin(2/7).

Dalam pertemuan itu, Bupati Simalungun DR JR Saragih mengatakan, pihaknya memastikan sudah ada 100 keluarga korban yang setuju untuk pemberhentian pencarian mayat korban tapi dengan syarat monumen para korban dibangun.

"Masyarakat khususnya keluarga korban meminta agar monumen tersebut dibangun sebagai tanda perhentian pencarian. Prrmintaan itu kita respon dengan baik," ujar JR Saragih dalam rapat kordinasi yang dipimpin Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan.

Menurut JR Saragih, pihaknya sudah menjelaskan kepada segenap keluarga korban bahwa alat untuk mengangkat korban ada, tapi butuh waktu satu bulan.

"Ada 100 lebih masyarakat yang memutuskan dihentikan tapi diminta dibangun tugu (monumen)," ujar JR Saragih di hadapan Menteri Maritim Luhut Binsar Panjaitan di Posko Basarnas Bencana KM Sinar Bangun di Dermaga Tigaras, Kabupaten Simalungun.

JR Saragih juga memastikan seluruh pembangunan monumen akan difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun.
Pihaknya juga tengah berkordinasi dengan yang mempunyai tanah untuk dapat membeli tanah tersebut.

"Seluruh bangunan akan difasilitasi Pemkab Simalungun. Sudah kita rencanakan di situ monumennya. Kita sekarang sedang koordinasi untuk membeli tanahnya,"ujar JR Saragih.

Sebelumnya, Tim Basarnas dan tim Gabungan rencananya akan menghentikan proses pencarian dan evakuasi korban KM Sinar Bangun dan penghentian pencarian dengan melakukan tabur bunga dan mendirikan monumen.

Proses pencarian korban KM Sinar Bangun dilaksanakan sejak kapal tenggelam 18 Juni hingga 24 Juni 2018.

Perpanjangan masa pencarian pertama 25 sampai 27 Juni 2018.‎ Kemudian, perpanjangan masa pencarian untuk kedua kalinya, 28 hingga 30 Juni 2018. Untuk perpanjangan pencarian ketiga kalinya, 1 sampai 3 Juli 2018.

‎Sampai hari ini pencarian yang dilakukan oleh tim SAR gabungan baru berhasil mengevakuasi 24 orang.
Dimana, 21 orang berhasil selamat dan 3 orang dalam keadaan meninggal dunia. Serta 164 orang masih dinyatakan hilang di perairan Danau Toba.

(Laporan Khusus Redihman Damanik, Wapemred Harian Batak Pos)

Penulis:

Baca Juga