Nekat Injeksi Oli demi Mirip Ricky Martin, Pria Ini Hadapi Dampak Tragis

Jakarta – Fran Mariano, seorang pria asal Argentina, telah menjadi sorotan publik karena obsesinya yang ekstrem untuk tampil seperti penyanyi Ricky Martin.
Sejak usia 18 tahun, Fran telah menjalani hingga 40 kali operasi plastik dengan harapan dapat menjadi 'kloningan' dari bintang pop tersebut. Namun, upayanya ini membawa banyak komplikasi dan kesakitan, bahkan hampir merenggut nyawanya, Jumat (17/5/2024).
Fran Mariano, yang berprofesi sebagai mentor hidup dan bisnis, pertama kali tertarik untuk mengubah penampilannya setelah melihat Ricky Martin di televisi. Ketika melihat sang penyanyi dinobatkan sebagai salah satu pria terseksi, Fran mulai mengimpikan tampil seperti Ricky.
Sejak saat itu, ia merasa tidak pernah cukup tampan dan mulai menjalani berbagai prosedur estetika, seperti dilansir dari Wolipop.detik.com.
"Aku tidak pernah merasa menarik atau ada orang yang bilang aku tampan. Ketika aku melihatnya aku ingat berpikir andai saja aku terlihat seperti dia, semua orang akan menyukaiku.
Dari situlah obsesiku dimulai. Ricky punya semuanya, ketampanan, talenta, cinta dari orang-orang, semua yang aku inginkan," kata Fran.
Usaha Fran untuk menjadi mirip Ricky Martin tidak selalu berjalan mulus. Ia mengalami berbagai komplikasi dari operasi yang dijalani. Dari Botox dan operasi hidung yang dilakukan sejak remaja hingga prosedur-prosedur terbaru, semua membawa risiko tinggi.
Fran mengungkapkan bahwa ia pernah hampir meninggal akibat salah satu operasi yang dijalani.
"Aku sudah melewati banyak kesakitan fisik dan hampir meninggal karena operasi yang tidak penting. Tapi aku tidak akan membiarkan diriku menua. Suatu hari aku akan menua dan semuanya akan kendur tapi aku tidak akan melihat diriku sebagai kakek dengan rambut putih," ujarnya.
Operasi terakhir yang dijalani Fran membawa dampak fisik yang serius. Ia mengaku kehilangan sensasi pada setengah wajahnya, termasuk hidung dan dagu.
"Aku tidak bisa merasakan setengah wajahku, aku tidak bisa merasakan hidung, aku tidak merasakan daguku. Ketika aku meminum sampanye, aku harus melakukannya dengan bantuan serbet karena airnya tumpah," ungkap Fran dalam wawancara dengan Semana.
Fran bahkan pernah mencoba injeksi oli pada alisnya, yang menyebabkan matanya berair dan hampir meninggalkan luka seumur hidup. Meskipun mengalami banyak penderitaan, Fran tetap bertekad untuk terus memperbaiki penampilannya demi bertemu dengan sang idola, Ricky Martin.
Fran Mariano mengaku telah menghabiskan lebih dari £850.000 (sekitar Rp 17 miliaran) untuk operasinya. Meskipun telah menghadapi banyak kesakitan dan risiko, obsesi Fran untuk menjadi mirip Ricky Martin masih belum pudar.
Ia berencana untuk terus menjalani prosedur estetika hingga berhasil bertemu dengan idolanya.
Pria yang pernah menjadi bintang reality show "Cuestion de Peso" ini merasa bahwa hanya dengan tampil seperti Ricky Martin, ia bisa mendapatkan pengakuan dan cinta dari orang-orang.
"Dia sangat insecure dengan penampilannya sejak kecil dan merasa bahwa penampilannya adalah kunci untuk meraih kebahagiaan dan penerimaan dari orang lain," tambah Fran.
Kisah Fran Mariano adalah pengingat tentang bahaya dari obsesi yang berlebihan terhadap penampilan fisik. Meskipun ingin tampil seperti idolanya, Fran harus menghadapi berbagai komplikasi medis yang serius.
Keputusannya untuk terus menjalani operasi plastik demi menghindari penuaan menunjukkan tekanan besar yang sering dirasakan oleh individu dalam upaya untuk menyesuaikan diri dengan standar kecantikan yang ekstrem.
Kisah tragis Fran Mariano mencerminkan bagaimana obsesi terhadap penampilan fisik dapat membawa dampak yang sangat berbahaya. Dalam mengejar kesempurnaan, Fran harus menghadapi berbagai komplikasi yang hampir merenggut nyawanya.
Semoga kisah ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua tentang pentingnya menerima diri sendiri dan memahami bahwa kecantikan sejati datang dari dalam. Meskipun Fran belum mencapai tujuannya untuk bertemu Ricky Martin, perjalanannya mengajarkan kita untuk lebih menghargai kesehatan dan keselamatan di atas standar kecantikan yang tidak realistis.
Komentar