Pegi Setiawan; Sang Buruh Bangunan yang Didakwa Pembunuh

Harianbatakpos.com , JAKARTA - Penangkapan Pegi Setiawan, tersangka dalam kasus pembunuhan Eky dan Vina Cirebon, mengundang kekecewaan dan keraguan. Menurut orang tuanya, polisi telah menangkap orang yang salah.
Kartini yakin bahwa putranya tidak melakukan pembunuhan terhadap Vina dan Eky. Pegi sendiri, dalam percakapannya, memohon doa dan meminta maaf kepada orang tuanya. Dia bahkan bersedia menjadi korban bagi orang-orang penting, dengan keyakinan bahwa dia tidak melakukan apa pun.
Kartini, terharu oleh kata-kata putranya, memberikan dukungan moral penuh kepada Pegi. Meski ditinggal sang ayah menikah lagi, Pegi telah menjadi tulang punggung keluarga. Dia bekerja sebagai buruh bangunan setelah lulus dari sekolah dasar. Meski begitu, Pegi memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMP, seperti dilansir dari Liputan6.com.
Kartini menjelaskan bahwa Pegi bekerja untuk memberi makan adik-adiknya. Dia mengatakan, tiga bulan sebelum insiden tersebut, Pegi sudah berada di Bandung. Oleh karena itu, dia yakin Pegi tidak melakukan pembunuhan Eky dan Vina. Menurut Kartini, pada tanggal kejadian, 27 Agustus 2016, Pegi tidak berada di Cirebon.
Kartini juga bingung mengapa putranya ditangkap. Dia mengingat bahwa dua hari setelah insiden tersebut, dua motor milik Pegi dan adiknya dibawa. Namun, setelah itu, situasinya tampak tenang dan dia mengira kasus tersebut sudah selesai. Dia bahkan bertanya kepada kuasa hukum tentang kelanjutan kasus Pegi dan diberi tahu untuk tetap tenang.
Polisi akhirnya menangkap Pegi Setiawan, buronan dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon. Fakta yang terungkap menunjukkan bahwa selama pelariannya, Pegi Setiawan bekerja sebagai buruh bangunan. Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Jules Abraham Abast, mengungkapkan informasi ini setelah penyidik melakukan pemeriksaan intensif.
Abast mengatakan, Pegi Setiawan bekerja sebagai buruh bangunan di Bandung, Jawa Barat, yang menjadi tempat penangkapannya. Abast menambahkan, penyidik masih akan menyelidiki lebih jauh tentang keberadaan Pegi Setiawan selama delapan tahun menjadi buron.
Kisah ini, pada akhirnya, adalah tentang kepercayaan seorang ibu terhadap putranya dan dukungan yang tak tergoyahkan dalam menghadapi cobaan. Keberanian Pegi untuk mempertahankan integritasnya, didukung penuh oleh ibunya, mencerminkan keteguhan dan ketabahan yang luar biasa.
Komentar