Pendidikan yang berkualitas memerlukan pendekatan holistik dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia, khususnya melalui pengembangan kompetensi guru. Kurikulum Merdeka membawa perubahan dengan memberikan ruang bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi, minat, dan bakat mereka secara lebih variatif dan dinamis.
Misbah Fikrianto, Deputi Direktur Administrasi SEAQIL dan anggota Pengembang Kurikulum Nasional (HIPKIN), mengungkapkan bahwa pembelajaran terdiferensiasi adalah metode efektif dalam penerapan Kurikulum Merdeka. Dengan mengakui perbedaan minat, kesiapan belajar, dan motivasi peserta didik, metode ini dapat memaksimalkan proses pembelajaran sesuai kemampuan masing-masing.
Pelatihan Pembelajaran Terdiferensiasi yang diadakan di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) pada 31 Juli hingga 2 Agustus 2024 mendapatkan kepuasan materi sebesar 90%. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru dan memperhatikan kebutuhan pembelajaran di SIKK dan Community Learning Centre sekitar Kinabalu. Pembelajaran terdiferensiasi membantu memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan dan minat peserta didik, serta membangun kerja sama dan kemandirian mereka.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mendukung pelaksanaan pembelajaran terdiferensiasi melalui berbagai program, termasuk pengembangan model kurikulum Merdeka dan pelatihan kompetensi guru. Kurikulum Merdeka memiliki filosofi yang sesuai dengan perkembangan zaman, di mana guru diharapkan dapat mendiagnosis kondisi siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.
Misbah Fikrianto berharap pelatihan ini akan meningkatkan mutu pembelajaran dan memberdayakan guru untuk menjadi penggerak dalam komunitas belajar di Kota Kinabalu dan sekitarnya.
Komentar