Medan, HarianBatakpos.com – Dalam sebuah aksi damai yang melibatkan 850 pelajar MAN 2 Kota Bekasi, kepala sekolah Nina Indriana mengakui bahwa fasilitas di sekolah yang ia pimpin tidak layak. Aksi ini dipicu oleh ketidakpuasan siswa terhadap pengelolaan dana sekolah dan kondisi fisik fasilitas yang kurang memadai. Dalam pernyataannya, Nina menyebutkan bahwa atap ruang kelas yang bocor adalah salah satu masalah mendesak yang harus segera ditangani.
Masalah Fasilitas di MAN 2 Bekasi
Nina Indriana, yang menjabat sebagai kepala sekolah sejak 2023, mengklaim bahwa beberapa perbaikan telah dilakukan, termasuk pembangunan kamar mandi dan pemasangan kamera CCTV. Namun, ia juga mengakui bahwa perbaikan atap gedung belum sepenuhnya tuntas. “Yang bocor-bocor, yang bolong-bolong, kita perbaiki baru setengahnya,” ungkapnya. Pernyataan ini menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kondisi sekolah, meskipun banyak siswa merasa belum melihat perubahan yang signifikan, dilansir dari detik.com.
Kekecewaan siswa tidak hanya terletak pada fasilitas fisik, tetapi juga pada pengelolaan dana ekstrakurikuler. Seorang pelajar berinisial J mengungkapkan bahwa mereka harus menyisihkan uang jajannya untuk membayar gaji pembina ekstrakurikuler, yang seharusnya menjadi tanggung jawab sekolah. Keberadaan biaya tambahan untuk wisuda juga menjadi sorotan, di mana siswa merasa terbebani dengan biaya yang melebihi Rp 1 juta.
Harapan untuk Perbaikan
Menanggapi aksi damai ini, Nina berjanji untuk memenuhi tuntutan perbaikan fasilitas. “Jadi akan kita penuhi, karena memang itu sudah ada rencana kita di 2025 ini,” tegasnya. Janji ini diharapkan dapat meredakan ketegangan antara siswa dan pihak sekolah, serta menunjukkan bahwa pengelolaan dana sekolah akan lebih transparan ke depannya.
Dengan pengakuan ini, diharapkan MAN 2 Kota Bekasi dapat menjadi contoh bagi sekolah lain dalam hal transparansi dan pengelolaan fasilitas yang layak bagi siswa.
Komentar