Pengangkatan Amir Jadi Kabid SMK Diduga Sarat KKN

Medan-BP: Pengangkatan mantan Kepsek SMK No 11 Medan jadi Kepala Bidang (Kabid) SMK Dinas Pendidikan Sumut (Disdiksu) diduga bernuansa Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) behembus kencang alias jadi bahan pergunjingan di jajaran Disdiksu.

Sejumlah staf dan pejabat Eselon IV maupun Eselon III di Dinas itu bagai tak terima kursi Kabid SMK diduduki Amir yang selama ini menjabat Kepsek.

Informasi dihimpun BP di Disdiksu Kamis(17/5/2018), sejumlah sumber menyebutkan, belum pernah sejarahnya di jajaran Disdik Sumut seorang Aparatur Negara Sipil (ASN) langsung diangkat menjadi pejabat Eselon III tanpa belum pernah menduduki jabatan Eselon IV.

Pengangkatan ini jelas tidak melalui prosedural yang berlaku di tubuh institusi pemerintah. "Ini namanya pejabat lompat pagar alias karbitan," ujar salah seorang Kabid didampingi para Kasi dan staf lainnya kepada BP, Kamis(17/5/2018).

Menurut sumber, seharusnya pengangkatan pejabat mulai tingkat eselon IV hingga Eselon II melalui penjenjangan karier yang jelas. Kalau dulunnya digodok tim Baperjakat yang diketuai Sekdaprovsu.

"Saya yakin pengangkatan Amir jadi Kabid SMK sama sekali tidak melalui Baperjakat. Itu hanya permainan petinggi Disdiksu," ujarnya.

Jika ini melalui penjenjangan, tidak mungkin Amir langsung jadi Kabid tanpa pernah menduduki Eselon IV atau Kepala Seksi.

Pengangkatan Amir menjadi pejabat Eselon III terkesan dipaksakan. Sebaiknya Amir menjalani karir jabatannya sesuai prosedur. Artinya pernah menduduki eselon IV.

Menurut hemat saya, ujar sumber, pengangkatan pejabat yang tidak pada proporsinya erat hubungannya dengan suksesi Sekdaprovsu. Sebab, 3 nama Sekdaprovsu yang sedang digodok TPA salah satunya Kadisdiksu DR Arsyad Lubis.

Karena untuk suksesi jabatan tersebut tentu butuh dana. Tentu untuk kebutuhan tersebut dilakukan segala cara, ujarnya.

Semakin Bobrok

Ketika ditanya apa pengaruhnya terhadap pendidikan, sumber menegaskan dikhawatirkan kualitas pendidikan di tingkat SMK di daerah ini semakin bobrok.

Hal ini pasti tidak dapat dipungkiri karena maju mundurnya pendidikan itu ditentukan kemamampuan dan kualitas pengelolanya. Apalah yang bisa diperbuat Amir untuk memajukan SMK di Sumut kedepan sementara beliau masih meraba-raba.:Amir diyakini akan gamang, Sebab dia tidak tahu apa yang dia kerjakan," tegas sumber.

Sekdisdik Ngacir

Ketika hal ini dikonfirmasikan kepada Kadisdik Sumut DR Arsyad Lubis tidak berada di tempat. Kemudian dilanjutkan ke Sekdisdik Drs A Rivai Tanjung.

Namun sangat disesalkan sikap angkuh Sekdisdiksu yang tidak bersahabat dengan insan pers.

Ketika ditemui ke ruang kerjarnya, Ajudannya meminta wartawan untuk menunggu sebab Sekdisdik Rivai Tanjung masih ada tamu.

Namun setelah di tunggu 3 jam lebih di ruang tunggu, tiba-tiba ajudan bilang bahwa Rivai Tanjung sudah keluar. Sepengetahuan para tamu, pintu keluar kantor Sekdisdiksu itu hanya satu.

Ternyata setelah dicek, ternyata ada pintu rahasia dari samping. Dari pintu samping inilah Rivai Tanjung ngacir meninggalkan wartawan dan sejumlah tamu lainnya di ruang ajudan.

Pantas dimaklumi Rivai Tanjung ngacir dari pintu samping untuk elakkan wartawan mungkin merasa galau bila sempat segala persoslan yang kini sedang viral dipertanyakan.

Akhirnya, wartawan pun meninggalksn ruangan ajudan tanpa bawa hasil.(P2).

Penulis:

Baca Juga