Penyakit Ginjal Kronis dan Gatal Kulit: Apa yang Harus Anda Ketahui?

Medan, HarianBatakpos.com - Penyakit ginjal dapat menyebabkan kulit kering, iritasi, dan gatal, atau “pruritus”. Para ahli kesehatan menyebut kondisi ini sebagai pruritus terkait penyakit ginjal kronis (CKD-aP). Penderita CKD-aP juga dapat mengalami ruam, kulit kering, atau lesi kulit akibat garukan, yang sering kali disebabkan oleh penumpukan bahan beracun dalam darah.
Beberapa ahli mungkin menyebut kondisi ini sebagai pruritus uremik, karena ginjal tidak dapat menyaring darah secara efektif. Hal ini menyebabkan penumpukan zat yang seharusnya disaring, yang dapat memperburuk gejala kulit.
Menariknya, kulit gatal dan ruam mungkin tidak muncul pada tahap awal penyakit ginjal, tetapi menjadi lebih terlihat saat mineral dalam darah menjadi tidak seimbang, dilansir dari medcom.id.
Menurut ulasan tahun 2019, hingga 84 persen orang dengan penyakit ginjal kronis stadium akhir mengalami pruritus. Ini menunjukkan betapa pentingnya pemahaman tentang gejala dan dampak dari kondisi ini. Gejala pruritus dapat bervariasi, tetapi biasanya meliputi gatal yang lebih parah di malam hari, dan dapat terjadi di seluruh tubuh atau di area tertentu.
Gatal dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang dengan cara yang signifikan. Rasa gatal yang terus menerus dapat mengganggu tidur dan memengaruhi suasana hati. Dalam kasus yang parah, kondisi ini dapat menyebabkan iritasi kulit yang lebih serius dan meningkatkan risiko infeksi.
Pengobatan untuk pruritus terkait penyakit ginjal dapat melibatkan obat-obatan sistemik dan produk topikal. Tenaga kesehatan biasanya akan memulai perawatan dengan krim dan salep untuk mengurangi rasa gatal. Jika Anda mengalami gatal yang berkepanjangan, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabnya secara jelas.
Komentar