Medan, HarianBatakpos.com – Perang dagang yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump untuk Indonesia diprediksi bakal melahirkan 1,2 juta kasus pemutusan hubungan kerja (PHK). Prediksi ini disampaikan oleh Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, yang mengutip data dari International Monetary Fund (IMF). Menurutnya, setiap 1 persen tarif yang dikenakan Trump akan mengurangi impor AS sekitar 0,8 persen.
Imbas dari kebijakan ini adalah meroketnya harga barang di AS dan penurunan permintaan impor. “Itu kita hitung, hasilnya 1,2 juta (korban PHK di Indonesia imbas tarif Trump),” ujar Huda dalam Diskusi Forum Wartawan Industri (Forwin) di Jakarta Selatan. Sektor yang paling terdampak adalah produksi tekstil dan produk tekstil (TPT), di mana sekitar 191 ribu tenaga kerja berpotensi terkena PHK, dikutip dari CNN Indonesia.
Huda juga menyebut sektor kimia dasar dan minyak hewani sebagai yang berisiko. “CPO akan kehilangan sekitar 28 ribu tenaga kerja,” tambahnya. Dampak ini dinilai tidak terelakkan jika Indonesia tidak segera mencari pasar ekspor alternatif.
Di sisi lain, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ian Syarif, sudah menyiapkan strategi untuk meredam dampak tersebut. Ia menyatakan bahwa industri tekstil akan meningkatkan impor kapas dari AS sebagai langkah mitigasi. “Kita bisa dapatkan tarif lebih rendah jika memakai kapas dari AS,” tegasnya.
Dengan mengadopsi strategi ini, Indonesia berharap dapat mengurangi dampak dari serangan dagang yang berpotensi mengancam 1,2 juta buruh di sektor-sektor terkait. Kesepakatan baru dengan AS di bawah Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) diharapkan dapat memperbaiki situasi.
Komentar