Uncategorized
Beranda » Berita » Petambak Tradisional Jadi Sapi Perahan Para Tengkulak

Petambak Tradisional Jadi Sapi Perahan Para Tengkulak

MEDAN, BP: Petambak ikan tradisional Desa Patumbak Kampung, Kecamatan Patumbak, Deliserdang Sumut mengeluh akibat mahalnya harga pakan.

Salah seorang Petambak ikan tradisional Unjur Marbun mengaku selalu terbelit hutang akibat permainan para tengkulak.

“Hidup kami ini tak ada obahnya bagai sapi perahan para tengkulak,” ujar Unjur Hamonangan  Marbun kepada BP.Com ketika ditemui di lahan tambaknya, Minggu(20/5/2018).

Peringati Tahun Baru Islam 1447 H, Rico Waas: Bersinergi Bangun Masyarakat Beradab

Disebutkan, akhir-akhir ini harga pakan ikan semakin melonjak. Harga per-zak mencapai Rp 380.000-400,000. Harga ini cukup tinggi mengingat kondisi perekonomian yang semakin pahit.

“Kehidupan para petambak tradisional benar-benar-benar memprihatinkan akibat sering terbelit hutang,” ujar Unjur Hamonang

Menurutnya, petambak tradisional susah berkembang akibat ketiadaan modal. Karena itu, sangat diharapkan perhatian pemerintah baik melalui Dinas Koperasi ataupun perbankan.

Pihak perbankan seharusnya memberikan modal pinjaman lunak untuk menopang para petani papan bawah. Dengan bantuan modal di maksud, para petambak bisa lega bernapas.

Menteri, Gubsu dan BI Sumut Bersinergi Bahas Kembalikan Kartu Hijau Toba Caldera

“Petambak tradisional butuh perhatian pemerintah guna mengatasi permainan para tengkulak,” tegas Marbun.

Ditegaskan, petambak yang tidak memiliki modal yang cukup terpaksa menjalin kerjasama dengan para tengkulak.

Artinya, untuk memenuhi biaya perawatan atau pakan harus meminjam modal dengan bunga yang cukup lumayan.

Setelah panen, dihitung-hitung pendapatan hampir paspasan dan untung yang menggembirakan. “Penghasilan tidak seimbang dengan pengeluaran. Seolah hanya gali lobang tutup lobang,” ujar Marbun.

Kami petambak tradisional ini bagaikan sapi perahan para tengkulak. Karena pemodal tidak mau tahu kerugian apakah banyak yang mati atau ikan stres sehingga tak mau besar.

“Pokoknya secara umum petambak yang semata mengharapkan modal pinjaman, pasti hidupnya bagai sapi perahan,” tegas Marbun.(P2/BP).

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *