PLN Masih Hitung Kerugian dari Penguatan Dolar AS

Jakarta-BP: Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir mengatakan, penguatan mata uang Dolar AS tentu memberikan kerugian kepada perusahaan, salah satunya karena ada pinjaman dalam mata uang Amerika tersebut.
Namun, Sofyan mengaku belum memastikan berapa besarannya, sebab nilai kerugian tersebut akan dibukukan di akhir tahun nanti.
"Belum kami hitung. Kan kerugian itu nanti dieksekusinya, itu hanya pembukuan belaka. Sekarang begini, kalau Anda punya utang US$ 1 juta tahun lalu, berarti Rp 14 miliar, sekarang utang Anda jadi Rp 14,4 miliar, saya tanya apakah Anda bayar?" terang Sofyan kepada media saat dijumpai di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Kamis (5/7/2018).
"Ya tidak, bayarnya masih nanti, 10 tahun lagi, 15 tahun lagi, utangnya jangka panjang," tambah Sofyan.
Sehingga, lanjutnya, yang dibukukan adalah kerugian selisih kurs saat ini, sedangkan pelunasannya masih belasan tahun ke depan."15 tahun lagi, kalau bayar, siapa tahu nilai tukar dolarnya turun kan malah untung jadinya," ujar Sofyan.
Sedangkan untuk hedging, hanya utang jangka pendek saja yang bisa dilakukan transaksi lindung nilai tersebut. Sofyan mengatakan, pasalnya sampai saat ini belum ada instrumen hedging untuk utang jangka panjang. "Paling tidak 6 bulan, bahkan kalau sudah setahun, dua tahun itu aduh mahal sekali, bisa 10% preminya," kata mantan Bos BRI ini.
Adapun, beberapa waktu lalu, Sofyan sempat mengakui, penguatan signifikan dolar AS terhadap mata uang Garuda dinilai memberikan peningkatan beban terhadap kinerja bisnis PT PLN (Persero).
"Iya, suka tidak suka ini jadi beban buat kami, tentu ada peningkatan beban, dan dapat menggerus keuntungan kami," ujar Sofyan kepada media saat dijumpai di sela acara halalbihalal di kediaman Menteri BUMN Rini M Soemarno, di Jakarta, Sabtu (30/6/2018).
Lebih lanjut, Sofyan mengatakan, dengan penguatan dolar AS ini, tentu saja pihaknya akan melakukan penyesuaian. Pasalnya, sebagian transaksi pembayaran perusahaan menggunakan mata uang negeri Paman Sam tersebut.
Sumber: cnbcindonesia.com
Komentar