Prabowo Memuncaki Daftar Cawapres Ideal Untuk Jokowi

MEDAN-BP: Suasana jelang Pilpres cukup menarik, pasalnya belum lama ini ada kabar yang mencuat bahwa Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merilis data yang menunjukkan banyak pendukung Jokowi menginginkan Prabowo yang akan menjadi Cawapres untuk Capres Jokowi.
Dilansir dari merdeka.com, "Sekitar 12.7% pemilih mendukung pasangan Jokowi Prabowo Subianto sebagai pasangan capres dan cawapres dalam Pemilu 2019 Mendatang," kata peneliti LIPI Wawan Ichwanudin saat memaparkan hasil surveinya di daerah Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (19/7/2018).
Jumlahnya memang tidak besar. Namun persentase itu cukup membuat Prabowo memuncaki daftar cawapres ideal versi pemilih Jokowi.
Posisi kedua diduduki Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (11%), kemudian mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo (10.2%), selanjutnya Agus Harimurti Yudhoyono (8.1 %).
Nama Mahfud MD yang juga kerap diisukan menjadi cawapres Jokowi ternata berada di posisi ketujuh dengan elektabilitas 3.3%. Di bawah wapres Jusuf Kalla (7.2%), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (6.7 %), serta Muhaimin Iskandar (4.7%).
Selain itu ada nama Cagub Jabar terpilih Ridwan Kamil (2,1%), Ketum Perindo Hary Tanoesoedibjo (2%), dan Menkeu Sri Mulyani (2%).
Pemilih Jokowi, dalam riset LIPI, mencapai 58,2 persen atau 1.223 responden. Survei dilaksanakan pada 19 April sampai 5 Mei 2018 dengan wawancara tatap muka.
Total responden survei 2.100 orang diambil dengan metode multistage random sampling. Margin of error survei sebesar kurang lebih 2,14 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Peneliti politik LIPI, Syamsuddin Harris menilai, faktor elektabilitas Prabowo yang lumayan tinggi kemungkinan menjadi pertimbangan para pemilih Jokowi. Kombinasi Jokowi dan Prabowo akan menjadi pasangan sangat kuat dari sisi elektabilitas.
"Mungkin publik mengusulkan atau mempersepsikan, menginginkan ya sudah, (Prabowo) jadi wakilnya Jokowi saja," kata Harris saat dimintai keterangan, Kamis (19/7/2018).
Ia menilai, peluang Prabowo dan Jokowi bergabung masih terbuka. Sebab, tak ada yang tak mungkin dalam politik. "Enggak ada alasannya karena dalam politik itu semua bisa terjadi," ujarnya.
Meski demikian, bagi Harris, idealnya Jokowi berkompetisi melawan Prabowo. Bila keduanya bergabung, muncul kekhawatiran pasangan itu akan melawan kotak kosong.
"Biarkan saja pak Prabowo sebagai penantang. Ya kalau bersanding dengan Prabowo, (Jokowi) sudah jelas menang," kata Harris.(BP/ES)
Komentar