Prioritaskan Kesehatan Anak: Atur Belanja dengan Makanan Bergizi

Medan, HarianBatakpos.com - Kenaikan harga-harga kebutuhan pokok yang tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan membuat banyak keluarga harus mengencangkan ikat pinggang. Meskipun demikian, kebutuhan gizi keluarga tetap harus terpenuhi, terutama bagi anak balita yang memerlukan asupan nutrisi optimal. Menurut analisis organisasi pangan dan pertanian PBB (FAO) tahun 2021, sekitar 69,1 persen penduduk Indonesia tidak mampu membeli pangan bergizi yang dibutuhkan.
Perencana keuangan, Prita Hapsari Ghozie, mengungkapkan bahwa untuk menghadapi tantangan ini, masyarakat dapat menerapkan beberapa strategi. Pertama, penting untuk membuat anggaran bulanan yang realistis sesuai dengan kemampuan penghasilan. "Ini dapat membantu memastikan pengeluaran tidak melebihi pendapatan," ujarnya.
Strategi Mengelola Pengeluaran untuk Keluarga
Selanjutnya, Prita menyarankan untuk membuat rencana pengeluaran bulanan dengan memprioritaskan kebutuhan pokok dan mengurangi pengeluaran untuk barang-barang non-esensial. Dalam hal ini, data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa belanja untuk rokok tercatat tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan pengeluaran untuk telur.
Dokter gizi medik, Dr. Dian Novita Chandra, menekankan pentingnya mengutamakan bahan makanan lokal yang relatif lebih terjangkau. "Untuk sumber protein, kita bisa memilih ikan karena lebih murah. Utamakan protein hewani minimal ada dalam lauk di satu kali makan dan sumber zat besi setidaknya dua kali seminggu," saran Dr. Dian.
Dengan perencanaan belanja yang cermat dan memanfaatkan pangan lokal yang kaya gizi, kebutuhan nutrisi keluarga tetap terjaga tanpa membebani keuangan. Mengutamakan makanan bergizi, seperti tempe, telur, tahu, dan sayur-sayuran, adalah langkah penting dalam memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak di tengah tantangan ekonomi saat ini, dikutip dari kompas.com.
Komentar