Headline
Beranda » Berita » Ratusan Pedagang Protes Pembangunan Tembok Pasar Pancur Batu

Ratusan Pedagang Protes Pembangunan Tembok Pasar Pancur Batu

Bangunan Kios baru. BP/Erwan

Medan-BP: Ratusan pedagang tradisional protes serta mengecam keras pembangunan tembok di Pasar Pancur Batu Kabupaten Deliserdang. Pasalnya, pembangun terkesan asal-asalan sehingga mengggangu aktivitas dan jual-beli pedagang lama yang menekuni usahanya di pasar tersebut.

Pembangunan yang di peruntukkan untuk menampung 17 pedagang yang terimbas pada pekerjaan pelebaran jalan ini, di duga sarat permainan oleh oknum oknum di pasar tradisional Pancur Batu. Ini di buktikan dari di bangunnya kios ukuran 1 x 1 yang menghadap ke dalam bangunan sehingga melanggar aturan rancangan umum tata ruang yang ada. 17 korban yang di relokasi namun akan di bangun 40 kios, ada apa ini?

Menurut pedagang yang di temui wartawan, kemarin, pembangunan tembok ini sudah menyalahi aturan, dapat dibayangkan tembok sedemikian tinggi ini di buat untuk apa? Dan akses evakuasi pedagang bila ada kejadian kebakaran/gempa bumi hanya mengandalkan 1 tangga saja dan di khawatirkan tidak mampu untuk di jadikan tempat evakuasi bagi para pedagang jika terjadi kebakaran atau gempa bumi..

Kapolri Apresiasi Polda Sumut Akan Bangun 29 SPPG untuk Program Makan Bergizi Gratis

Belum lagi kios kios yang di bangun yang menghadap ke dalam tersebut, telah melanggar fasilitas umum sehingga menyulitkan konsumen dan pedagang melintasi jalur fasilitas umum tersebut.

Pada tanggal 13 febuary 2019, jelas pedagang lagi, Ketua DPRD Sumut Wagirin Arman serta Muspika setempat beserta Disperindag Kabupaten Deli Serdang menemui pedagang Pancur Batu. Dalam pertemuan itu, Wagirin Arman meminta pembangunan tembok tersebut di hentikan, mengingat pembangunan tembok tersebut di nilai merugikan keberadaan pedagang pasar pancur batu.

Sedangkan pihak Disperindag Kabupaten Deli Serdang juga tidak menyetujui pembangunan tersebut, karena telah menyalahi aturan dalam pembangunannya. Namun, hal itu tidak diindahkan oleh pengembang yang sampai saat ini tidak di ketahui siapa yang menjadi pelaksana pembangunan tembok tersebut.

Ketua APPSINDO Pasar Pancur Batu Nerangken Tarigan melalui wakil ketua Ebenezer Ketaren ketika dikonfirmasikan mengatakan, pembangunan tembok di pasar Pancur Batu ini tidak benar dan merugikan pedagang, karena tidak sesuai spesikasi yang telah di rencanakan dan satu lagi pedagang tidak dilibatkan dalam musyawarah dalam membangun tembok dan kios tambahan yang menghadap ke dalam pasar tersebut.

Humaira Asghar Ditemukan Tewas Membusuk, Ayah Sempat Menolak Ambil Jenazah

Kesepakatan antara pedagang melalui Ketua DPRD Sumut dengan Muspika setempat dan Disperindag telah dilanggar dan kami seluruh pedagang meminta Bupati Deli Serdang untuk turun tangan menghentikan pembangunan tembok dan kios di dalam pasar pancur batu.

“Kami meminta tembok yang dibangun oleh oknum yang kami sendiri tidak tau siapa yang membangun dan berapa nilai pembangunan tersebut serta asal dana dari mana ,apakah dana pemkab atau dana siapa sehingga di khawatirkan ketika terjadi sesuatu terhadap pembangunan tembok tersebut siapa yang bertanggung jawab,” tegasnya.

Terkait permasalahan pembangunan tembok di pasar pancur batu tersebut humas DPD APPSINDO SUMUT Dedi Harvi Surbakti mengatakan bahwa pembangunan tersebut sudah tidak boleh di lanjutkan, karena salah bangun dan telah mengisolir pedagang dan pasar pancur batu tersebut.

Selain itu, terang Dedy lagi, Pasar Pancur Batu adalah sebagai ikon daerah setempat, sehingga keberadaannya tidak perlu ditutup tutupi oleh Muspika setempat. Dia juga menyesalkan komentar pihak Kepolisian di salah satu media massa yang mengatakan di bangunnya tembok dan kios tersebut untuk kebaikan pedagang.

Sebagai pengayom masyarakat, jelas Dedy lagi, kehadiran aparat kepolisian di tengah masyarakat yang tengah berkonflik ini seharusnya menciptakan kedamaian dan sebagai penengah dalam situasi ini, bukan malah menjadi jurubicara.

“Kita berharap pembangunan yang sifatnya membantu masyarakat tidak di jadikan ajang yang akhirnya menciptakan konflik di tengah masyarakat,” katanya.

Artinya, jangan ada pembangunan yang sifatnya siluman dan hanya mencari keuntungan semata dan menghilangkan nilai nilai musyawarah dan mufakat yang selama ini menjadi bagian dari masyarakat di Pancur Batu. Selain itu, Muspika Kecamatan jangan menciptakan konflik di tengah tengah masyarakat pedagang di saat suhu politik menjelang pilpres ini, karena dengan terciptanya konflik sedikit banyaknya dapat mengganggu Kamtibmas di Pancur Batu, katanya. (BP/EI)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *