Olahraga
Beranda » Berita » Roda Penggerak Serangan Perancis ke Pertahanan Lawan

Roda Penggerak Serangan Perancis ke Pertahanan Lawan

Kylian Mbappe sukses membawa timnas Prancis jadi juara Piala Dunia 2018. BP/Reuters

Jakarta-BP: Menilik performa Kylian Mbappe bersama timnas Prancis di Piala Dunia 2018, mungkin akan ada yang menduga dirinya melakukan pencurian umur saat mengetahui sang pemain belum genap berusia 20 tahun.

Mbappe belum lahir saat Prancis merasakan kegembiraan menjadi juara Piala Dunia untuk pertama kalinya 20 tahun lalu. Tak bisa ikut jadi saksi kejayaan Prancis, Mbappe kini justru menjelma jadi salah satu aktor utama kesuksesan Prancis di Rusia.

Mbappe masih berusia 19 tahun saat Piala Dunia digelar. Ia pun baru mulai dikenal dalam dua musim terakhir. Setelah tampil gemilang bersama Monaco di 2016/2017, Mbappe bergabung dengan PSG di musim berikutnya.

8 Klub yang Lolos Perempat Final Piala Dunia Klub 2025

Mbappe adalah anak ajaib Prancis. Ia mampu memaksa Deschamps melirik nama Mbappe, nama yang mungkin tak didengar Deschamps ketika ia mulai merancang tim untuk proyeksi Piala Dunia 2018 selepas kegagalan di final Piala Eropa 2016.

Namun Deschamps sendiri tak hanya sekadar menganggap Mbappe sebagai anak ajaib atau senjata rahasia. Deschamps melabeli Mbappe sebagai senjata utama dan nomor 10 di punggung Mbappe adalah bentuk kepercayaan untuknya.

Mbappe lalu memberikan jawaban sempurna. Ia benar-benar jadi roda penggerak serangan Prancis ke pertahanan lawan. Bersama Antoine Griezmann, Mbappe jadi mimpi buruk tiap lini pertahanan lawan.

Mbappe juga menunjukkan bahwa dirinya tak hanya bertaji di laga-laga biasa. Dalam laga-laga krusial, Mbappe bisa mengambil peran penting yang menentukan hasil pertandingan.

Arkhan Kaka Resmi Jadi Anggota TNI AD, Karier Sepak Bola dan Militer Kini Berjalan Seiring

Mbappe membuktikan layak menyandang nomor 10 timnas Prancis di Piala Dunia 2018. BP/Reuters

Pada duel lawan Argentina, Mbappe merusak pertahanan Argentina lewat kecepatan yang dimilikinya. Ia juga sukses mencetak dua gol yang membuat Argentina tersingkir.

Uruguay dan Belgia yang jadi lawan Prancis berikutnya juga tak bisa melepaskan pandangan dari Mbappe. Mbappe selalu jadi ancaman lini pertahanan lawan lewat kecepatan yang dimilikinya.

Banyaknya umpan yang mengalir ke Mbappe adalah bentuk kepercayaan rekan-rekan setim terhadapnya. Semua menganggap Mbappe layak diberi kepercayaan untuk mendapatkan bola dan merintis serangan.

Mbappe tak terlihat sebagai pemain berusia belasan. Ia punya kematangan yang membuatnya tampil tenang dalam pertandingan penuh tekanan.

Laga final Piala Dunia 2018 kemudian menjadi panggung puncak penampilan Mbappe. Sempat gugup di awal, Mbappe lalu tampil mematikan.

Ketika Kroasia tengah gugup usai menderita gol ketiga, Mbappe memberikan hukuman tambahan. Mbappe melepaskan tembakan jarak jauh yang tak bisa ditangkap oleh Danijel Subasic.

Prancis mendapatkan gol keempat dan Kroasia tak lagi punya kesempatan untuk bangkit di waktu tersisa. Prancis juara Piala Dunia dan Mbappe ikut larut dalam bahagia di dalamnya. (BP-EI/CNN Ind)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *