Rupiah Terpuruk Tembus14.430/US Dollar

Pengamat Ekonomi Sumut Gunawan Benyamin berbicara pada harianbatakpos.com di Medan, Minggu (1/7/2018).BP/erwan

Medan-BP: Tantangan Bank Indonesia (BI) saat ini cukup besar. Kebijakan menaikkan bunga acuan menjadi salah satu jalan keluar untuk menstabilkan mata uang rupiah dibandingkan terus melakukan jor-joran dengan mengintervensi pasar.

Pengamat Ekonomi Sumut Gunawan Benyamin berbicara pada harianbatakpos.com di Medan, Minggu (1/7/2018) menanggapi tentang melemahnya mata uang rupiah terhadap dolar AS yang menembus level Rp14.430.

Gunawan menjelaskan, mata uang rupiah memang sempat melemah. Sempat terpuruk dan diperdagangkan dikisaran 14.430 per US Dolar. Meskipun tekanannya mereda setelah BI menaikkan BI 7 days repo rate. Guna mengimbangi kebijakan yang dilakukan oleh Bank Sentral Amerika sebelumnya. Dan diakhir pekan ini rupiah mampu mengurangi kerugiannya dimana di akhir sesi perdagangan jumat berada di kisaran 14.300 an.

Tekanan terhadap rupiah belum mereda akibat akumulasi sentimen eksternal. Dimana Bank Sentral AS berencana untuk menaikkan kembali bunga acuannya setidaknya 2 kali lagi hingga akhir tahun.

Ditambah lagi, pungkasnya, perang dagang yang terus menghantui pasar keuangan global. Disisi lain dari sisi internal saya melihat defisit neraca perdagangan menjadi salah satu masalah mendasar.

Untuk sentimen internal, ini tidak terlepas dari pengelolaan fiskal. Dimana akselerasi pembangunan yang dilakukan pemerintah belakangan ini membuat kita sulit untuk memperbaiki masalah defisit tersebut.

Ditambah lagi janji pemerintah yang tidak akan menaikkan TDL dan BBM hingga tahun 2019. Saya pikir hal tersebut memicu pengeluaran yang membebani anggaran.

Sekalipun saat ini rupiah diatas harga saat Indonesia mengalami krisis 98. Tetapi saya pastikan fundamentalnya itu berbeda. Tidak bisa disamakan dengan sewaktu kita berhadapan dengan masa sulit di tahun 98 silam. Saya melihat sejumlah indikator saat ini masih dalam posisi yang aman.

Tidak ada yang harus dikuatirkan terlalu berlebihan. Pelemahan Rupiah juga dipengaruhi oleh sentimen eksternal. Ada masalah ekspor yang memang terbebani oleh penurunan sejumlah harga komoditas unggulan kita.

Perang dagang memperburuk semuanya. Saat ini kita berhadapan dengan ketidakpastian global. Nah ditengah akselerasi pertumbuhan ekonomi yang melambat, ditambah dengan tren kenaikan suku bunga.

Maka tantangan Bank Indonesia saat ini cukup besar. Kebijakan menaikkan bunga acuan menjadi salah satu jalan keluar dibandingkan terus melakukan jor-joran dengan mengintervensi pasar.

Pasar akan melihat seberapa besar bunga acuan nantinya. Dan pasar juga terus menantikan efektifitas kebijakan BI ditengah guncangan pasar keuangan global, imbuh Gunawan. (P1/BP)

Penulis:

Baca Juga