Sebulan Tragedi KM di Danau Toba Luhut Diduga Datangkan Investor China

MEDAN-BP: Satu bulan sudah berlalu tragedi Kapal Motor (KM) Sinar Bangun, yang tenggelam di perairan Danau Toba pada Senin (18/7/2018) lalu.
Selama proses pencarian dan evakuasi korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Perairan Danau Toba, Tim SAR Gabungan baru berhasil mengevakuasi 24 orang.
Dimana, 21 orang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat dan tiga orang dalam keadaan meninggal dunia. Kemudian, 164 orang masih dinyatakan hilang hingga saat ini.

Menanggapi sebulan tragedi KM Sinar Bangun, Aktivis Ratna Sarumpaet mengatakan bahwa ia sudah berusaha melakukan yang terbaik, walaupun tidak ada yang menggubris.
"Kalau dibilang ya cukup kecewa, tapi saya tidak berhenti. Saya menyurati Internasional dan Rabu (25/7/2018) kita akan mengadakan Toba Informal di Medan," kata Ratna Sarumpaet kepada tribun melalui sambungan telepon seluler, Rabu (18/7/2018).
Ratna mendesak bahwa KM Sinar Bangun yang masih hilang tenggelam tetap harus diangkat. Karena tidak bisa dibiarkan, sebab dunia pasti akan mencerca Indonesia kalau dibiarkan begitu saja.
"Ini kan sebenarnya tidak ada persoalan, kita alatnya ada cuma berada di Jawa Timur. Terus titik koordinat sudah ketahuan, jadi apalagi, kan tinggal kemauan," ujar Ratna.
Lebih lanjut, Ratna menjelaskan mungkin Menko Polhukam Luhut Panjaitan tidak mau ribut-ribut disana soal ada jenazah sampai 164, karena baru beberapa hari yang lalu ia kembali kesana membawa investor China sekitar 24 orang.
"Mungkin dia mau jual-jual tuh Danau Toba," ucap Ratna.
Kini tepat sebulan tragedi KM Sinar Bangun ini, Ratna berharap masih bisa terus memperjuangkan agar korban dan bangkai KM Sinar Bangun bisa segera diangkat. Karena hampir semua perwakilan negara sudah diundang.
"Harapan kita tentu KM Sinar Bangun bisa diangkat dan di evaluasi ulang agar korban bisa dievakuasi," pungkas Ratna . (BP/MM)
Komentar