Religi
Beranda » Berita » Sejarah Hagia Sophia, Dari Gereja Bizantium hingga Masjid di Era Modern

Sejarah Hagia Sophia, Dari Gereja Bizantium hingga Masjid di Era Modern

Sejarah Hagia Sophia, Dari Gereja Bizantium hingga Masjid di Era Modern
Sejarah Hagia Sophia, Dari Gereja Bizantium hingga Masjid di Era Modern

Medan, HarianBatakpos.com – Sejarah Hagia Sophia merupakan salah satu perjalanan arsitektur dan keagamaan paling menarik di dunia. Terletak di jantung Kota Istanbul, Turki, Hagia Sophia dikenal sebagai mahakarya megah yang telah mengalami berbagai perubahan fungsi sepanjang sejarahnya. Dari gereja di era Bizantium, berubah menjadi masjid saat era Ottoman, kemudian dijadikan museum, dan kini kembali difungsikan sebagai masjid.

Bangunan ikonik ini tidak hanya terkenal karena ukurannya yang besar dan desain interior yang menawan, tetapi juga karena jejak sejarah Hagia Sophia yang panjang. Sejak dibangun pertama kali pada 325 Masehi atas perintah Kaisar Konstantinus I, bangunan ini telah menjadi simbol penting dalam dunia keagamaan dan budaya.

Awal Mula Sejarah Hagia Sophia

Menurut Encyclopedia Britannica, pembangunan awal Hagia Sophia dilakukan oleh Kaisar Konstantinus I dan dilanjutkan oleh anaknya, Konstantius II. Saat diresmikan pada 360 Masehi, bangunan ini menjadi gereja Ortodoks dan pusat keagamaan penting pada masa Kekaisaran Bizantium. Saat itu, sejarah Hagia Sophia belum mencapai puncaknya, karena bangunan sempat rusak dan terbakar beberapa kali akibat konflik politik dan pemberontakan.

Jadwal Puasa 9 dan 10 Muharram 2025, Ini Tanggal Versi Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah

Bangunan ini diperbaiki dan diperluas oleh beberapa kaisar hingga akhirnya mengalami transformasi besar saat masa pemerintahan Kaisar Justinian I. Ia memerintahkan dua arsitek ternama untuk membangun ulang Hagia Sophia dengan kubah besar yang menjadi ciri khasnya. Desain inilah yang membuat Hagia Sophia menjadi salah satu karya arsitektur paling berpengaruh di dunia.

Dari Gereja Menjadi Masjid

Pada 1453, setelah penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Mehmed II dari Kekaisaran Ottoman, status Hagia Sophia diubah menjadi masjid. Inilah salah satu babak penting dalam sejarah Hagia Sophia. Sultan Mehmed II secara simbolis mengubah fungsi bangunan ini dengan mengumandangkan syahadat di dalamnya.

Perubahan tersebut juga diikuti dengan penyesuaian interior bangunan. Mosaik-mosaik Kristen ditutup, dan kaligrafi Islam mulai menghiasi dinding-dindingnya. Selama 482 tahun berikutnya, Hagia Sophia menjadi pusat ibadah umat Islam dan simbol kejayaan Ottoman. Mihrab, menara, madrasah, hingga dapur umum dibangun sebagai bagian dari kompleks masjid yang terus berkembang.

Saat Republik Turki berdiri di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Atatürk, Hagia Sophia kembali mengalami perubahan fungsi menjadi museum pada tahun 1935. Transformasi ini dilakukan sebagai bagian dari kebijakan sekularisasi negara. Banyak ornamen kuno, termasuk lukisan Bunda Maria dan kaligrafi Islam, ditampilkan berdampingan sebagai simbol harmoni.

Empat Bulan Haram dan Hikmahnya, Waktu Terbaik Perbanyak Amal Saleh

Sejak saat itu, sejarah Hagia Sophia mendapat perhatian dunia internasional. Pada 1985, UNESCO menetapkannya sebagai bagian dari Situs Warisan Dunia, menegaskan pentingnya Hagia Sophia sebagai peninggalan budaya dan sejarah.

Hagia Sophia Kembali Jadi Masjid

Setelah puluhan tahun berfungsi sebagai museum, pada 10 Juli 2020, pemerintah Turki di bawah Presiden Recep Tayyip Erdoğan menetapkan kembali Hagia Sophia sebagai masjid. Keputusan ini memicu pro dan kontra internasional, namun tak mengubah kenyataan bahwa Hagia Sophia telah kembali ke fungsi lamanya.

Dengan berbagai perubahan fungsinya, sejarah Hagia Sophia menjadi saksi hidup perjalanan panjang peradaban, agama, dan politik dunia. Bangunan ini bukan hanya simbol arsitektur, tetapi juga lambang toleransi dan dinamika sejarah yang masih relevan hingga kini.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *