Sejarah Warenhuis Medan: Swalayan Pertama di Medan

Sumber: kompas.com
Sumber: kompas.com

Warenhuis merupakan bangunan yang melegenda di Medan. Dulunya Warenhuis menjadi pusat perbelanjaan yang mencatat sejarah panjang dalam perkembangan kota Medan. Dibuka pertama kali pada awal abad ke-20, Warenhuis bukan hanya sekadar toko, tetapi juga menjadi saksi bisu transformasi ekonomi dan budaya di Medan.

Selain sebagai salah satu langkah pelestarian bangunan bersejarah, rencananya Gedung Warenhuis akan dijadikan sebagai pojok kreatif bagi anak muda, serta pusat pameran bagi pelaku UMKM dan pemilik lapak kuliner.

Sejarah Pendirian Awal

Warenhuis didirikan pada tahun 1910 oleh perusahaan dagang Belanda, Tiedeman en Van Kerchem. Nama "Warenhuis" sendiri berasal dari bahasa Belanda yang berarti "toko barang" atau "department store." Saat itu Medan adalah pusat ekonomi dan perdagangan yang berkembang pesat di Sumatera Utara dan Warenhuis hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.

Sejak awal berdirinya, Warenhuis di Medan bukan hanya menjadi toko biasa. Dengan arsitektur bangunan yang megah dan interior yang mewah, toko ini segera menjadi pusat perbelanjaan bergengsi yang menarik pelanggan dari berbagai kalangan. Warenhuis menawarkan berbagai macam barang-barang dari Eropa dan Asia, menjadikannya destinasi utama bagi warga Medan yang mencari produk berkualitas.

Warenhuis memiliki peran strategis selama Perang Dunia II. Selama pendudukan Jepang, toko ini tetap beroperasi di bawah kendali pemerintah pendudukan. Paska perang, Warenhuis menjadi salah satu simbol pemulihan ekonomi di Medan, menandai masa-masa sulit namun juga penuh harapan.

Sempat Tutup di Era Penjajahan Jepang

Gedung Warenhuis diketahui tutup pada sekitar tahun 1942 atau ketika pasukan Jepang mulai datang ke Indonesia. Warga Belanda di Medan kemudian memilih kembali ke kampung halaman karena kondisi keamanan yang tidak kondusif.

Pada tahun 1950-an dan 1960-an, Warenhuis mencapai puncak kejayaannya. Dengan ruang pameran yang luas dan berbagai jenis barang dagangan, termasuk tekstil, peralatan rumah tangga, dan barang-barang mewah, Warenhuis menjadi tempat favorit bagi warga Medan yang ingin berbelanja dengan gaya dan kelas.

Gedung ini kemudian sempat menjadi kantor departemen tenaga kerja sebelum dibiarkan terlantar dimakan usia dan belukar, dan terbakar pada 2013. Selanjutnya gedung ini dijadikan tempat tinggal oleh beberapa warga yang sehari-hari berjualan di sekitar tempat ini. Selain itu, sebuah organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) juga menjadikan gedung ini sebagai sekretariatnya.

Warenhuis, dengan ciri khas bangunan kolonialnya yang menawan, menjadi landmark dan warisan kultural di Medan. Meskipun era keemasannya mungkin telah berlalu, namun toko ini tetap menjadi tempat yang dihormati dan dihargai oleh masyarakat setempat sebagai bagian tak terpisahkan dari sejarah kota.

Warenhuis Kini

Saat ini, Warenhuis masih berdiri kokoh meskipun dalam skala yang lebih kecil. Bangunan bersejarah ini tetap menjadi pusat perbelanjaan yang menarik minat masyarakat Medan. Beberapa bagian dari bangunan telah diubah menjadi ruang komersial yang diisi oleh berbagai toko dan usaha lokal.

Warenhuis di Medan bukan sekadar toko, melainkan penanda waktu yang menghubungkan masa lalu dan kini. Dalam perjalanannya yang panjang, Warenhuis mencerminkan evolusi Medan dari pusat perdagangan kolonial hingga menjadi pusat ekonomi yang modern.

Penulis: Dian Lathifah

Baca Juga