Sekdakab Tapsel Terima Kunjungan Dosen Peneliti Sejarah dari Belanda

Sekdakab Parulian Nasution saat menerima kunjungan Dosen Peneliti Sejarah dari Belanda Dr Bart Luttikhuis di ruang kerjanya, Rabu (21/8/2019).Foto:Ist

Tapsel-BP : Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Tapanuli Selatan (Tapsel) Drs H Parulian Nasution MM terima kunjungan Dosen Peneliti Sejarah dari Belanda Dr Bart Luttikhuis di ruang kerja Sekdakab, Kantor Bupati Tapsel Jalan Prof Lafran Pane Sipirok, Rabu (21/8-2019).

Kunjungan Dr Bart Luttikhuis ke Tapsel adalah untuk mengetahui beberapa jejak sejarah yang ada di Tapsel khususnya di wilayah Sipirok.

Kunjungan tersebut disambut baik Sekdakab bahkan mengajak dosen peneliti sejarah itu untuk mengunjungi beberapa tempat bersejarah di Sipirok yang didampingi Kabag Humas dan Protokol Isnut Siregar dan Kabid Sumber Daya dan Kominfo Nur Aini Dewi.

Informasi dari Humas Setdakab, adapun beberapa peninggalan sejarah yang dikunjungi yakni Stasiun TVRI dan Taman Makam Pahlawan di Simago-mago, GKPA Parau Sorat, Makam Djaromahot Nasution sebagai Tokoh Pemersatu Kerukunan Beragama ditanah Batak khususnya di Parau Sorat, Masjid Sri Alam Dunia Sipirok dan Gereja HKBP Sipirok.

Parulian dalam sambutannya menjelaskan bahwasanya masyarakat Tapsel merupakan masyarakat yang beradat dan berbudaya serta sangat menghargai tamu.

"Bapak datang jauh dari Belanda untuk melihat Indonesia lebih dekat. Kunjungan bapak tersebut merupakan kewajiban kami untuk membantu penelitian bapak mengenai sejarah yang ada di Tapsel," ujarnya.

Dikatakan Parulian lagi bahwa sejarah juga mencatat, salah seorang Jendral Belanda bernama Simon Spoor yang tewas dalam pertempuran Aek Kambiri melawan pasukan pejuang dengan jumlah kecil dari Sipirok. Ini suatu catatan kelam yang tidak ingin dibuka dan diakui pemerintah Belanda.

"Tewasnya Jendral Simoon Spoor atas pertempuran yang dipimpin Mayor Bejo bersama Kapten Selamat Ketaren dan Kapten Hazhari Hasontang juga disertai oleh Tugi, Kompi Mena Pinem dan Kompi Sahala Pakpahan yang berhasil menembak Jendral Simon Spoor hingga tewas," paparnya.

Sekdakab Parulian Nasution bersama Dosen Peneliti Sejarah dari Belanda Dr Bart Luttikhuis saat meninjau Taman Makam Pahlawan di Tor Simago-mago Sipirok, Rabu (21/8-2019). Foto : Ist

Hal itu dibenarkan oleh Mangaraja Hurning, Mangaraja Tenggar dan Sutan Parlindungan Suangkupon yang mengetahui sejarah Sipirok. Selain itu Sipirok juga merupakan kota perjuangan.

"Tor Simago-mago menjadi saksi bisu keberadaan satu-satunya pusara Pahlawan di wilayah Tapanuli Bagian Selatan. Begitu juga dengan Masjid Sri Alam Dunia Sipirok yang berseberangan dengan Gereja HKBP Sipirok (salah satu HKBP tertua yang telah berdiri sejak 156 tahun lalu), sebagai salah satu kerukunan beragama yang telah jadi sejarah sekian lama," ulasnya.

Lanjut Parulian, begitu juga dengan Monumen kerukunan beragama yang menjadi salah satu tapak unik dalam sejarah perjumpaan agama-agama di Indonesia khususnya Sipirok.

"Ajaran Islam dari Minangkabau pertama kali menempatkan Sipirok sebagai pusat penyebarannya untuk wilayah Tanah Batak. Hal serupa juga dilakukan IL Nomensen yang menempati Sipirok dalam waktu cukup lama," ungkapnya.

Ditambahkan Parulian bahwa sesungguhnya Tapsel ini merupakan daerah yang sangat bersejarah dan Tapsel juga mempunyai panorama alam yang indah seperti Danau Siais, Air Terjun Silima-lima, Pantai Barat Muara Upu dan panorama alam lainnya. Hasil perkebunannya, begitu juga dengan hasil tambang emasnya yang keluar dari perut bumi ditambah PLTA nya yang merupakan pembangkit listrik terbesar kedua di Indonesia dengan kapasitas 510 MW, ujarnya.

Sementara Dosen Peneliti Sejarah Dr Bart Luttikhuis pada kesempatan tersebut mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Tapsel melalui Sekdakab yang telah menerima dan membantu saya dalam hal penelitian sejarah di daerah Tapsel, semoga masyarakat Tapsel sejahtera, ucapnya.

Selajutnya Sekdakab Parulian menyerahkan cinderamata berupa kain tenun khas Sipirok kepada Dr Bart Luttikhuis. (BP/SP1)

Penulis: -

Baca Juga