Selidiki Ke Hongkong, Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan Sebut Asia Sentinel Abal-abal
Jakarta-BP: Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan menyebut Asia Sentinel yang memuat tulisan terkait Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai media yang tidak kredibel.
Hal itu ia sampaikan usai melakukan investigasi di Hong Kong selama dua hari sejak Rabu (19/9). Dia merekam pernyataannya dalam sebuah video berdurasi 3 menit 9 detik di Victoria Park, Hong Kong.
Hinca mengklaim telah berkoordinasi dan berkomunikasi dengan para pihak yang berkenaan dengan Asia Sentinel. Selain itu dia juga menyinggung Metro TV karena menyebut Asia Sentinel sebagai media kredibel.
Beberapa orang yang ditemui di Hong Kong, kata Hinca, juga tak mengenal Asia Sentinel.
"Kesimpulan kami, apa yang disampaikan Metro TV, bahwa Asia Sentinel adalah pers yang kredibel, kami pastikan hasil investigasi kami membuktikan, tidak," kata Hinca melalui video yang diterima CNNIndonesia.com, Kamis (20/9).
Hinca mengatakan telah menelusuri alamat yang diduga sebagai kantor redaksi Asia Sentineldi Jalan Keneddy Road 39 Lantai 1 A. Namun pihaknya tak menemukan kantor tersebut.
"Kami pastikan tidak ditemukan kantor itu. Tidak ada John [pemimpin redaksi Asia Sentinel, John Berthelsen], jejaknya pun tidak ditemukan lagi. Karena itu, syarat menjadi perusahaan pers tidak ditemui. Kami menyebutnya tidak kredibel," kata Hinca.
Selain itu, Hinca dan timnya juga berkunjung ke Dewan Pers Hong Kong dan menemui salah satu komisionernya, Chris Yeong. Menurut Hinca, Dewan Pers setempat menyatakan Asia Sentinel tidak teregistrasi sebagai perusahaan pers dan tak mengenal media tersebut.
Hinca juga menemui sejumlah pengurus asosiasi jurnalis di Hong Kong. Hasilnya, mereka tidak mengenal Asia Sentinel dan menyatakan bahwa John tidak terdaftar sebagai anggota asosiasi.
Temuannya di Hong Kong itu, kata Hinca, memperkuat pernyataan Partai Demokrat dan SBY sebelumnya yang menyebut Asia Sentinel sama sekali tidak kredibel dan opini yang diterbitkan berupa fitnah serta tak berdasar.
Permintaan maaf dan penarikan tulisan yang telah dimuat Asia Sentinel sebelumnya, menurut Hinca sebagai perbuatan mulai.
"Tetapi kami tidak berhenti. Kami akan tuntaskan seluruh pihak yang telah menyebarluaskan dan menggoreng ini," ujarnya.
Hinca dan timnya akan kembali ke Indonesia pada Jumat (21/9). Mereka akan menyampaikan hasil investigasinya kepada Dewan Pers di Jakarta.
"Semoga ini menjawab bahwa apa yang disebut Metro TV, Asia Sentinel adalah kredibel kami pastikan tidak kredibel, dalam bahasa Medan disebut abal-abal," kata Hinca.
Sebelumnya, Asia Sentinel memuat tulisan berjudul Indonesia's SBY Government: 'Vast Criminal Conspiracy' yang ditulis langsung oleh Pemimpin Redaksi Asia Sentinel, John Berthelsen.
Tulisan itu tentang SBY bersama sejumlah pejabat melakukan tindak pencucian uang sebesar Rp177 triliun. Namun media asal Hong Kong itu segera menarik artikelnya dan meminta maaf.
"Kami telah menarik artikel itu dari situs Asia Sentinel. Selanjutnya kami meminta maaf sedalam-dalamnya kepada mantan Presiden Yudhoyono, Partai Demokart dan kepada semua yang merasa terhina dengan artikel tersebut," demikian pernyataan Asia Sentinel dalam situsnya.
Sementara pihak Metro TV belum merespons CNNIndonesia.com untuk diminta tanggapannya terkait hal ini. (Cnn/JP)
Komentar