harianbatakpos.com – Nama Stella Christie, seorang profesor ternama di bidang kecerdasan buatan (AI), mendadak menjadi sorotan setelah ia dipanggil oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto. Pertemuan yang berlangsung pada Selasa (15/10/2024) di rumah Prabowo di Kertanegara, Jakarta Selatan, memicu spekulasi tentang peran penting yang mungkin akan diemban Stella dalam pemerintahan mendatang.
Meski namanya belum banyak dikenal di Indonesia, Stella Christie adalah figur yang dihormati di dunia akademis internasional. Perempuan kelahiran Medan, 11 Januari 1979 ini, memiliki latar belakang pendidikan yang luar biasa. Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya, Stella melanjutkan studi ke Harvard University, Amerika Serikat, di mana ia memperoleh gelar sarjana di bidang Psikologi dengan konsentrasi “Mind, Brain, and Behavior” pada tahun 2004.
Pendidikan lanjutannya dilakukan di Northwestern University, di mana ia meraih gelar S2 dan S3 dalam bidang Psikologi Kognitif. Selain itu, Stella juga pernah mengajar di Swarthmore University, Pennsylvania, sebelum menjadi guru besar di Tsinghua University, salah satu universitas paling bergengsi di Tiongkok.
Kecerdasan Buatan dan Ilmu Kognitif menjadi fokus utama dari penelitian dan kontribusi ilmiahnya. Stella menggabungkan berbagai disiplin ilmu dalam penelitiannya, yang membuatnya menjadi salah satu pakar AI dengan pendekatan interdisipliner yang unik. Menurut profil LinkedIn-nya, Stella menguasai beberapa bahasa asing seperti Indonesia, Inggris, Polandia, dan Spanyol, yang menunjukkan luasnya cakupan pengetahuan dan jaringannya.
Tidak hanya berkecimpung di dunia akademis, Stella juga aktif berkontribusi dalam berbagai acara kementerian di Indonesia. Pada tahun 2020, ia menjadi pembicara dalam acara Kemendikbudristek bertajuk “Creating Ecosystem for Creativity in Higher Education” dan menulis kata pengantar untuk buku “Kumpulan Esai tentang Memupuk Kreativitas di Indonesia”. Ia juga pernah tampil sebagai pembicara dalam acara Kementerian Keuangan pada tahun 2021.
Sebagai seorang akademisi, Stella telah menerbitkan 21 jurnal internasional dan dua buku, serta memperoleh penghargaan atas beberapa karyanya, termasuk penghargaan “Editor’s Choice” untuk artikel terbaik dalam jurnal Cognitive Development pada tahun 2010.
Spekulasi mengenai penunjukan Stella sebagai Wakil Menteri Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Wamenristek) semakin menguat setelah pertemuannya dengan Prabowo. Latar belakang pendidikan dan pengalaman internasionalnya di bidang AI serta kontribusinya dalam pengembangan pendidikan di Indonesia menjadikan dirinya kandidat potensial untuk posisi strategis ini.
Dengan reputasinya yang mendunia dan komitmennya pada pengembangan pendidikan dan teknologi, peran Stella Christie dalam pemerintahan mendatang diharapkan dapat membawa perubahan signifikan di sektor pendidikan dan riset di Indonesia. BP/CW1
Komentar