Medan, HarianBatakpos.com – Pemerintah melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jakarta tidak memprioritaskan pemberian susu. Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Philips Jusario Vermonte, menegaskan, “Belum tahu (kapan ada susu).
Yang jelas dijalankan adalah menu yang sudah disusun oleh Badan Gizi Nasional (BGN).” Keputusan ini mencerminkan fokus pemerintah dalam menyediakan sumber gizi yang sesuai dengan kondisi lokal, dilansir dari Kompas.com.
Salah satu alasan utama mengapa susu tidak tersedia dalam program ini adalah karena Jakarta bukan merupakan sentra susu. Philips menjelaskan, “Per hari ini dia (Jakarta) bukan sentra susu, pernyataan dari BGN adalah diprioritaskan pada tempat-tempat yang memiliki sentra sapi.” Hal ini menunjukkan bahwa lokasi sangat mempengaruhi ketersediaan susu dalam program MBG.
Program ini juga menekankan pentingnya pemenuhan gizi yang memadai bagi anak-anak. Philips menyatakan, “Ada protein yang digantikan oleh sumber. Ada telur, ada daging, dan lain-lain.” Meskipun susu memiliki manfaat kesehatan yang signifikan, sumber protein lain dapat digunakan sebagai pengganti.
Beberapa ahli gizi, termasuk Prof. Dr. Tria Astika Endah Permatasari, mengungkapkan bahwa penggantian susu dengan sumber protein lain mungkin tidak optimal. Ia menegaskan, “Susu adalah makanan kaya gizi yang lezat,” dan memiliki nutrisi penting untuk pertumbuhan anak-anak.
Walaupun demikian, Dr. Tan Shot Yen menambahkan bahwa alternatif protein hewani seperti telur, ikan, atau ayam bisa menjadi solusi. Dengan pengolahan yang tepat, protein hewani ini dapat memenuhi kebutuhan gizi anak-anak.
Ketiadaan susu dalam program Makan Bergizi Gratis di Jakarta menunjukkan pentingnya pendekatan lokal dalam pemenuhan gizi. Fokus pada sumber protein alternatif juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi anak-anak.
Komentar