Badan Cuaca Dunia secara resmi menyatakan bahwa tahun 2023 merupakan tahun terpanas sejak masa pra-industri sejak tahun 1850. Tidak hanya itu, tren panas ini juga berlanjut hingga Februari 2024 yang diumumkan sebagai Februari terpanas yang pernah tercatat.
Rekor cuaca terpanas sepanjang 2023 dan 2024 didasarkan pada suhu global rata-rata tahunan. Suhu global pada tahun 2023 mencapai 1,45 ± 0,12 °C di atas suhu pra-industri (1850-1900).
Dampak dari peningkatan suhu ini turut dirasakan di berbagai wilayah di seluruh dunia, di mana beberapa wilayah bahkan mencatatkan suhu tertinggi sepanjang sejarah.
Namun, pertanyaannya adalah, wilayah mana yang mencatat suhu tertinggi di Bumi?
Menurut laman resmi Arizona State University, rekor suhu tertinggi di Bumi pernah tercatat mencapai 58 derajat Celsius. Kejadian ini terjadi di El Azizia, Libya, pada tahun 1922. Namun, pada 13 September 2012, WMO (World Meteorological Organization) mendiskualifikasi rekor suhu tertinggi tersebut karena adanya ketidakakuratan dalam pengukuran. Sebagai gantinya, rekor suhu terpanas di Bumi dipegang oleh Greenland Ranch, Death Valley, California, AS, dengan suhu mencapai 56,7°C (134°F), yang tercatat pada 10 Juli 1913.
Sementara itu, di berbagai benua lainnya, rekor suhu terpanas juga tercatat. Di Afrika, suhu tertinggi tercatat adalah 55 derajat Celsius di Kebili, Tunisia, pada tahun 1931. Di Asia, Iran memegang rekor suhu terpanas dengan 54 derajat Celsius pada 2017. Sedangkan di Eropa, suhu tertinggi yang pernah tercatat adalah 48,8 derajat Celsius, terjadi di pulau Sisilia, Italia, pada 11 Agustus 2021.
Perubahan iklim yang ekstrem seperti ini menandakan bahwa dampak dari pemanasan global semakin nyata dan signifikan. Hal ini menunjukkan perlunya upaya bersama dari seluruh negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim demi kesejahteraan bersama dan kelangsungan hidup planet Bumi.
Komentar