Tanggapan PDIP Soal Isu Golkar “Pecah”

Jakarta-BP: Politisi senior Golkar Fadel Muhammad menyebut internal partainya sedang alami perpecahan di Pilpres 2019. Menurutnya, perpecahan internal Golkar akibat tak dipilihnya kader Golkar sebagai Cawapres Jokowi.

Menanggapi hal itu, Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno menilai, pernyataan berupa hipotesa demikian harus dikritisi. Mulai dari bagaimana latarbelakang pihak yang mengangkat isu tersebut.

"Siapa yang menyuarakan? Terus diteliti apakah yang bersangkutan menduduki posisi sentral, atau sempalan? Bagaimana rekam jejaknya selama ini? Apakah yang bersangkutan prospektif dalam konstelasi Golkar yang belakangan sangat dinamis? Apakah yang bersangkutan ingin mencitrakan atau membuat stigma bahwa Golkar 'selalu' bermain di dua kubu?" kata Hendrawan melalui pesan singkat, Selasa (21/8).

Menurutnya, pernyataan demikian tidak perlu ditanggapi besar-besar. Namun, dia tak menampik bahwa pernyataan tersebut menjadi sebuah catatan.

"Pikir kami, tidak terlalu diladeni atau dibesar-besarkan. Kita lihat saja nanti," kata dia.

Hendrawan mengatakan, wajar apabila dinamika politik memunculkan kekecewaan. Maka itu, pihaknya mengedepankan politik gotong royong dan persaudaraan.

"Dinamika politik selalu melahirkan sejumlah kekecewaan. Itu sebabnya kami selalu mengedepankan politik gotong royong, politik persaudaraan. Jangan selalu dibuat konfrontasi," kata dia.

Sebelumnya, Fadel Muhammad menilai, partainya tak solid mendukung pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Bahkan, menurut dia, internal Golkar rawan perpecahan akibat tak dipilihnya kader Golkar sebagai Cawapres oleh Jokowi.

"Kita lihat bulan depan, (situasinya) agak rawanlah. Akan dibahas di rapat kerja bulan depan," kata Fadel Muhammad, anggota Dewan Pembina Partai Golkar di sela gladi resik penobatan sebagai Guru Besar Universitas Brawijaya Malang, Selasa (21/8) petang.

Kata Fadel, Partai Golkar memang telah menentukan pilihan pada kubu Joko Widodo. Penentuan itu setelah dalam sekian upaya agar Ketua Umum Golkar dipilih sebagai wakil presiden, pendamping Joko Widodo.

"Kita sebenarnya mengharapkan, berusaha agar Partai Golkar yang diambil sebagai Wapres. Kita bikin gerakan besar-besaran ke daerah-daerah yang ongkosnya juga mahal, supaya ketua umum Golkar yang diambil, tetapi tidak ternyata," katanya.

"Kita, Partai Golkar kecewa. Saya sebagai Dewan Pembina sangat kecewa, kok bukan Golkar yang diambil. Selama ini kita di parlemen itu mati-matian bela Jokowi, bahkan kita lebih membela dari PDIP. Saya bisa berani bantah bantahan, kita kecewa," sambungnya.

Fadel pun melihat peluang Golkar mengalihkan dukungan kepada kubu Prabowo-Sandi masih ada.

"Besar (kemungkian) apalagi Sandiaga Uno orang Gorontalo," pungkasnya. (NEWSREPUBLIC/SP)

Penulis:

Baca Juga