Jakarta-BP: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara khusus tidak hadir ketika KTT ASEAN dimulai di Singapura pekan ini.
Hal ini dipandang sebagai tanda bahwa Washington mungkin tidak “berkomitmen terhadap Asia” sebagaimana yang diharapkan sekutu regionalnya, kata Alex Capri, seorang rekan senior di National University of Singapore.
Wakil Presiden AS Mike Pence mewakili Trump pada pertemuan ke-33 ASEAN dan diharapkan untuk memaparkan rincian visi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka milik Amerika selama tur Asia-nya.
Ketidakhadiran Trump telah menimbulkan pertanyaan tentang komitmennya terhadap Asia Pasifik saat kekuatan regional seperti Cina, Jepang, dan India berusaha mendapatkan dukungan untuk sistem perdagangan multilateral.
Ketidakhadiran ini menunjukkan bahwa “AS mungkin tidak berkomitmen terhadap wilayah ini sebagaimana yang diharapkan beberapa sekutunya,” kata Capri,Kamis (15/11/2018).
“Kehadiran benar-benar sangat penting, dan pernyataan dan simbolisme. Siapa yang datang, apa yang ada di meja, apa yang ada di agenda,” kata Capri. “Jika Trump keluar saya pikir itu akan menjadi jauh lebih simbolis bahwa … ini lebih penting.”
Namun, tidak semua orang setuju dengan pendapat ini.
“Ada masalah persepsi tentang ketidakhadiran presiden. Tapi saya pikir jika Anda benar-benar ingin menyelesaikan sesuatu dan benar-benar ingin mengirim pesan serius kepada orang-orang, (Pence) dapat melakukannya dengan sangat baik,” kata Dane Chamorro, mitra senior di Control Risks, sebuah perusahaan konsultan strategis, kepada CNBC.
“Saya tidak akan meremehkan dia,” tambah Chamorro. Ia mengatakan Pence sangat mampu mewakili kepentingan AS dengan cara yang bijaksana dan terinformasi.
Pertemuan ASEAN pekan ini diharapkan memperbarui seruan bagi multilateralisme dan janji-janji baru untuk menyelesaikan konflik regional mulai dari krisis Rohingya di Myanmar hingga ketegangan di Laut Cina Selatan.
(CnbcIndeonesia) BP/JP
Komentar