Trump Menuduh Cina Campuri Pemilu AS

Jakarta-BP: Cina sedang berupaya "mencampuri" Pemilu Amerika Serikat pada November mendatang, kata Presiden AS Donald Trump pada pertemuan PBB.

Berbicara saat membuka pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) di New York, Trump menuding Cina tidak ingin dirinya menang.

"Sayangnya, kami menemukan bahwa Cina berupaya mencampuri pemilihan 2018 mendatang, pada November, melawan pemerintahan saya," kata Trump.

"Mereka tidak ingin saya atau kami menang karena saya adalah presiden pertama yang menantang Cina dalam perdagangan. Dan kami memenangi perdagangan, kami menang di setiap tingkatan.

"Kami tidak ingin mereka turut campur pemilihan kami yang mendatang."

Menanggapi tudingan Trump, Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, mengatakan kepada hadirin bahwa "Cina selalu mengikuti prinsip tak mencampuri urusan domestik negara lain."

"Ini adalah tradisi kebijakan luar negeri Cina. Kami tidak dan tidak akan mencampuri urusan domestik negara lain. Kami menolak menerima tuduhan tanpa bukti terhadap Cina," paparnya.

Belakangan, ketika Trump ditanya dalam jumpa pers mengenai bukti yang dia miliki soal campur tangan Cina, Trump mengatakan dia tidak bisa membeberkan bukti tersebut namun hal itu akan mengemuka.

Trump kemudian merilis cuitan di Twitter berupa foto-foto kliping surat kabar yang dia sebut sebagai "propaganda" Cina.

Bukan pertama kali

Tuduhan Cina mencampuri pemilu AS beberapa kali dilayangkan para pejabat AS, termasuk Trump.

Dalam wawancara bulan lalu, Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton, mengatakan Rusia, Korea Utara, Iran, dan Cina berpotensi mencampuri pemilu AS.

"Saya bisa memastikan bahwa campur tangan Cina, campur tangan Iran, dan campur tangan Korea Utara sudah menjadi perhatian keamanan nasional. Kami sedang mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya," kata Bolton kepada ABC News.

Trump sebelumnya juga pernah mencuit bahwa Cina "secara aktif mencoba mempengaruhi dan mengubah pemilu kami dengan menyerang petani kami, peternak, dan pekerja industri karena mereka loyal pada saya".

Perang dagang

Tudingan terhadap Cina mengemuka setelah Trump mengintensifkan perang dagang dengan mengenakan bea masuk terhadap 6.000 produk impor Cina bernilai US$200 miliar atau hampir Rp3.000 triliun.

Dia memperingatkan bahwa jika Cina membalas, maka AS akan "langsung melaksanakan fase tiga" yaitu penerapan bea masuk terhadap produk impor Cina senilai US$267 miliar atau hampir Rp4.000 triliun.

AS telah tiga kali menerapkan bea masuk terhadap produk Cina sepanjang 2018.
Pada Juli, Gedung Putih memberlakukan bea masuk terhadap produk Cina senilai US$34 miliar.

Kemudian, bulan lalu, pajak sebesar 25% diterapkan terhadap produk Cina senilai US$16 miliar.

Secara keseluruhan, sekitar setengah dari seluruh produk impor Cina telah dikenai bea masuk tambahan.

Di bidang militer, AS memberikan sanksi kepada militer Cina setelah membeli jet dan sistem rudal dari Rusia.

Cina baru-baru ini membeli 10 jet tempur Sukhoi Su-35 dan rudal S-400 dari Rusia.

(BbcIndonesia) BP/JP

Penulis:

Baca Juga