Usaha Keras TNI AU Buka Bandara Mutiara di Palu Yang Ditutup

Jakarta-BP: Pascagempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter, di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9), aktivitas penerbangan di Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, untuk sementara ditutup oleh otoritas penerbangan nasional.

Dalam notice to airmen yang dikeluarkan Perusahaan Umum LPPNI bernomor H0737/18, dinyatakan bahwa Bandara Mutiara di Palu dinyatakan ditutup untuk kepentingan aktivitas penerbangan karena gempa.

TNI AU pun melalukan sejumlah upaya demi membuka bandara tersebut.

1. Vitalnya Bandara Mutiara untuk penyaluran bantuan

Keberadaan bandara tersebut sangat vital sebagai titik tumpuan penyaluran bantuan kemanusiaan maupun personel. Kehadiran jejaring transportasi udara dengan berbagai jenis pesawat terbang yang bisa lepas landas dan mendarat dengan dukungan minimal menjadi penentu keberhasilan operasi kemanusiaan penanggulangan bencana saat ini.

"Para personel Korps Pasukan Khas TNI AU dengan kemampuan PLLU itu diterbangkan memakai helikopter kami dari Pangkalan Udara TNI AU Hasanuddin di Makassar tadi pagi-pagi sekali. Hasil penilaian dan uji mereka akan menjadi pijakan pengambilan keputusan, apakah pesawat terbang bisa mendarat di sana atau harus dialihkan," kata  Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Novyan Samyoga, kepada Antara, Sabtu (29/9)

2. Pentingnya pembangunan jaringan komunikasi radio

Samyoga mengatakan berupaya membangun jaringan komunikasi radio untuk pengendalian penerbangan di bandara itu.

"Yang lumpuh di sana karena gempa bumi itu bukan infrastrukturnya melainkan sarana komunikasi alias radio. Karena itulah, personel Korps Pasukan Khas TNI AU dengan kualifikasi PLLU segera diterbangkan ke sana," katanya Samyoga.

3. Kemampuan dasar TNI AU yang sangat dibutuhkan

Korps Pasukan Khas TNI AU memiliki beberapa kemampuan dasar sesuai kejuruan mereka, yaitu SAR tempur, pengendalian pangkalan udara, pertahanan pangkalan udara, serta pengendalian lalu-lintas udara, dan meteorologi penerbangan.

Saat ini, satu C-130 Hercules dari Skuadron Udara 31 TNI AU tengah dalam penerbangan dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta. Pesawat terbang transport berat itu membawa banyak bahan bantuan, personel TNI di bidang kesehatan dan Korps Zeni, dan lain sebagainya.

Inilah penerbangan pertama pembawa bahan bantuan dan personel penolong menuju titik terdekat bencana alam gempa Bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

"Hercules kami sedang ada di udara dan direncanakan akan mendarat di Pangkalan Udara TNI AU Hasanuddin sebagai tumpuan. Namun jika hasil pengujian lapangan personel Korps Pasukan Khas TNI AU di (Bandara) Mutiara nanti ternyata memungkinkan mereka untuk mendarat, mereka bisa langsung saja ke (Bandara) Mutiara itu, tidak usah mampir ke (Pangkalan Udara TNI AU) Hasanuddin lagi," kata dia.

(IdnTimes) BP/JP

Penulis:

Baca Juga