Walikota Terkesan Hanya Menerima Laporan “ABS”, Gelandangan di Lapangan Merdeka Medan Naik Kelas “Tidur” di Pendopo
Medan-BP: Keberadaan kaum tunawisma di Lapangan Merdeka Medan , semakin menjadi-jadi dan seperti sengaja dibebaskan. Kalau sebelumnya, para gelandangan ini tidur sampai pagi hari di pojokan dekat Pos Polisi. Kinis, statusnya naik dan sudah semakin nekat tidur di lokasi Pendopo di saat warga melakukan aktivitasnya pagi hari.
Hal itu terbukti saat harianbatakpos.com, melakukan aktivitas sport, Rabu (6/3/2019) waktu itu waktu telah menunjukkan sekitar pukul 09:30 Wib. Saat itu, ada sebagian komonitas yang melakukan aktivitasnya dan sedikit terganggu dengan keberadaan gelandangan yang masih tertidur dengan lelapnya.
Hal ini, jelas-jelas sangat-sangat menganggu aktivitas warga dan tidak dapat berbuat banyak untuk melarang. Sedangkan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pemko Medan, tidak mau tahu dan seolah-olah cuek babe terhadap keberadaan para gelandangan ini, ungkap Sutrisno warga yang melakukan sport pada wartawan miris.
Seharusnya, Dinas DKP selaku perpanjangan tangan Pemko Medan, bersikap tegas dan tidak membiarkan Lapangan Merdeka yang punya nilai historis itu tercoreng dan tidak ada kata lain untuk melarang para gelandangan di tempat itu. Apalagi, saat warga setiap hari mulai pagi sampai sore melakukan aktifitasnya berolahraga dan mengisi dengan kegiatan lainnya.
Tidak saja keberadaan para gelandangan yang terlalu bebas, pendopo Lapangan Merdeka juga terkesan tidak terpelihara. Beberapa pagian papan pengaman di pinggiran, sudah para terkelupas dan terbuka sehingga dikuatirkan pengunjung yang berada di atas bisa terjatuh kalau tidak hat-hati.
Demikian juga, rumput yang berada di dekat Kantor Dinas DKP, sebagian terlihat kering kerontang dan gundul sehingga terliihat pemandangan yang tidak asri lagi dan mendapat cibiran bagi warga yang sedang melakukan aktivitasnya. Sedangkan beberapa fasilitas olah-raga di dalam juga banyak yang sudah rusak sehingga tidak bisa dimanfaatkan.
Yang menjadi tanda tanya besar warga Kota Medan, kemana dana anggaran miliaran yang dikucurkan ke DKP untuk melakukan perawatan Lapangan Merdeka Medan dan berbagai fasilitas lainnya termasuk di beberapa Taman di Kota Medan yang kondisinya memprihatinkan dan butuh perawatan.
Padahal, ada beberapa perusahaan atau BUMN yang secara rutin bekerjasama dan berpartisipasi menyediakan tempat sampah dan lainnya. Apakah, ini dimasukkan dalam mata anggaran oleh DKP dan kenapa tidak segera dilakukan berbagai perbaikan dan fasilitas taman.
Walikota Medan seharusnya jangan mendengar laporan Asal Bapak Senang (ABS) saja dari bawahannya. Padahal, kenyataannya keberadaan Taman-taman di Kota Medan, sebagian tidak terurus dan amburadul bahkan menjadi basecamp para tunawisma atau gelandangan seperti Lapangan Merdeka Medan.
“Kita tidak mau Walikota Medan yang sudah serius dan menomor satukan pelayanan publik untuk kepentingan warga dengan motto “ Medan Rumah Kita” menjadi tercemar dan berimbas kepada kinerja Walikota Medan sendiri yang secara terus menerus memberikan kepuasan pada warganya,” ujar warga itu yang mengaku karyawan salah satu perusahaan swasta di Kota Medan.
Untuk menciptakan Kota Medan yang nyaman, indah dan bersih, perlu diemban kadis DKP yang benar-benar tulus bekerja dan mendukung program Walikota Medan serta tidak neko-neko. Kalau semua Taman tertata rapi dan indah di Kota Medan, warga akan semakin ramai datang dan memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan sehingg dapat menjadi kebanggan warga juga kepada pendatang yang datang ke daerah ini yang terkenal dengan surga kulinernya.
Tidak berhasil
Sayangnya Kadis Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Medan Muhammad Husni, SE, MSI ketika dikonfirmasikan tidak berhasil dan sulit karena ponsel miliknya, tidak aktif. Sedangkan ketika ditemui di Kantor Pinang Baris, juga tidak berhasil dan jarang berada di tempat.
Demikian juga ketika hal ini coba juga dikonfirmasikan kepada Sekretaris DKP Zulfakhri Ahmadi, tidak berhasil dan sedang keluar karena menghadiri pesta di Kawasan Polonia. (BP/TIM ) (bersambung)
Komentar