Peristiwa
Beranda » Berita » Katak Buktikan Kemampuan Menjerit Mirip Manusia Melalui Suara Ultrasonik

Katak Buktikan Kemampuan Menjerit Mirip Manusia Melalui Suara Ultrasonik

Suatu penelitian terbaru mengungkapkan fenomena menarik yang belum pernah terdengar sebelumnya: jeritan katak. Ilmuwan telah merekam suara tak biasa ini, yang ternyata dapat didengar oleh telinga manusia.

Awal tahun ini, katak menjadi sorotan setelah jamur tumbuh dari tubuhnya, memicu kekhawatiran di kalangan para ahli. Namun, penemuan terbaru mengubah pandangan kita tentang hewan amfibi ini, seperti dilansir dari Jawapos.com.

Para peneliti di Hutan Amazon di Brasil membuat pengamatan menarik saat melihat katak serasah daun membuka mulut lebar-lebar, membungkuk, dan menundukkan kepala.

Iran Gantung Mata-Mata Israel di Tengah Konflik

Meskipun gerakannya menunjukkan bahwa katak-katak itu sedang berteriak, para ahli tidak dapat mendengar suara tersebut. Untuk mengungkap misteri ini, mereka menggunakan perekam audio frekuensi tinggi, yang membawa pada penemuan menakjubkan.

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Acta Ethologica, para ilmuwan berhasil merekam dokumentasi penggunaan “ultrasound defensif” pertama yang dilakukan oleh katak.

Suara darurat ini ditangkap dua kali, dengan rentang frekuensi antara 7 kHz hingga 44 kHz, yang diklasifikasikan sebagai suara ultrasonik.

Meskipun suara ini dapat memekakkan telinga bagi hewan lain, manusia tidak dapat mendengar frekuensi di atas 20 kHz, menjadikan suara tersebut benar-benar tidak terdengar.

AS Serang Fasilitas Nuklir Iran, Dunia Bereaksi Keras

Para peneliti percaya bahwa jeritan tersebut merupakan respons terhadap predator potensial, seperti kelelawar, hewan pengerat, dan primata kecil.

Namun, mereka juga menyarankan bahwa suara ini mungkin juga digunakan sebagai panggilan kepada katak lain untuk membantu serangan terhadap predator.

Ubiratã Ferreira Souza, salah satu peneliti dari Universitas Negeri Campinas di Brazil, menjelaskan bahwa beberapa predator amfibi dapat mendengar suara pada frekuensi ini, yang tidak dapat dilakukan oleh manusia.

Mariana Retuci Pontes, peneliti lain dalam tim tersebut, juga menyatakan bahwa dia telah menyaksikan perilaku serupa pada katak lain dalam perjalanan penelitian yang berbeda. Sayangnya, pada saat itu mereka tidak memiliki peralatan perekam yang diperlukan untuk merekam jeritan tersebut.

Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang kemampuan komunikasi dan pertahanan katak, serta menggugah minat terhadap kehidupan hewan amfibi secara keseluruhan.

Selain itu, juga menyoroti pentingnya penelitian lanjutan untuk memahami lebih dalam tentang perilaku dan mekanisme pertahanan hewan-hewan yang masih misterius bagi manusia.

 

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan