Harianbatakpos.com , JAKARTA – Setiap muslim yang mendapat kesempatan untuk menunaikan ibadah haji tentu berharap agar hajinya diterima oleh Allah SWT. Namun, ada juga kemungkinan bahwa haji yang dilakukan dapat ditolak atau disebut sebagai haji mardud.
Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap jamaah haji untuk menjalankan ibadah dengan penuh kekhusyukan dan memperhatikan segala sesuatu yang halal. Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab haji mardud dan bagaimana cara menghindarinya.
Haji mardud memiliki arti ditolak oleh Allah SWT. Istilah ini berasal dari kata “mardud” yang berarti menolak dan mengembalikan. Dalam buku “Yang Tersembunyi di Balik Ritual Haji” karya M.
Sadat Ismail, dijelaskan bahwa haji dapat ditolak jika bercampur dengan sesuatu yang diharamkan dan membuat dosa. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap jamaah haji untuk menjalankan ibadah dengan penuh kekhusyukan dan menjauhi segala hal yang diharamkan, seperti dilansir dari Detik.com.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa seseorang yang datang ke Baitullah dengan niat yang haram, seperti melakukan pekerjaan yang diharamkan, maka ia adalah pribadi yang tidak taat kepada Allah SWT.
Jika ia bersiap-siap untuk berangkat, naik kendaraan, dan berkata “Labbaika Allahumma Labbaik” (Kami datang menyambut panggilan-Mu ya Allah), maka malaikat akan menjawab bahwa tidak ada sambutan dan kebahagiaan baginya. Hal ini karena pekerjaannya haram, pakaian dan kendaraannya haram, serta perbekalannya haram.
Ia akan pulang membawa haji mardud, bukan haji mabrur. Namun, jika seseorang menunaikan haji dengan harta yang halal, naik kendaraan yang halal, dan berkata “Labbaika Allahumma Labbaik”, maka malaikat akan menjawab bahwa mereka disambut dan diberi kebahagiaan. Mereka akan pulang membawa haji mabrur, bukan haji mardud, seperti dilansir dari Detik.com.
Dalam menjalankan ibadah haji, sangat penting untuk memperhatikan kehalalan dalam segala hal. Jamaah haji harus memastikan bahwa harta yang digunakan untuk biaya haji adalah halal.
Mereka juga harus menjauhi segala bentuk pekerjaan yang diharamkan dan menghindari dosa. Dalam menjalankan ibadah, jamaah haji harus berhati-hati agar tidak mencampurkan ibadah dengan hal-hal yang diharamkan. Hal ini termasuk dalam pemilihan pakaian, perbekalan, dan kendaraan yang digunakan selama haji.
Selain itu, jamaah haji juga harus menjaga kesucian hati dan niat yang ikhlas dalam menjalankan ibadah. Mereka harus menghindari sifat riya’ atau berbuat baik hanya untuk pamer kepada orang lain. Ibadah haji harus dilakukan dengan penuh kekhusyukan dan kesadaran akan kehadiran Allah SWT.
Dalam menjalankan ibadah haji, jamaah haji juga dapat membaca doa agar hajinya diterima oleh Allah SWT. Doa ini dapat membantu menjaga kesucian dan keberkahan dalam ibadah haji. Jamaah haji dapat berdoa agar hajinya menjadi haji mabrur, yaitu haji yang diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan ampunan dosa.
Dalam kesempatan berharga ini, setiap muslim yang menunaikan ibadah haji harus berusaha menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran dan kekhusyukan. Mereka harus menjaga kesucian hati dan menjauhi segala hal yang diharamkan.
Komentar