Harianbatakpos.com , Ternate – Suatu pernikahan di Ternate, Maluku Utara, berubah menjadi kekacauan saat pengantin pria diserang oleh wali nikah setelah proses ijab kabul. Insiden ini terjadi di rumah mempelai wanita pada Kamis (13/6) sekitar pukul 22.00 WIT. Pengantin pria, RI, dan wali nikah yang melakukan pemukulan, FT, terlibat dalam insiden ini.
Berikut adalah fakta-fakta di balik viralnya pengantin pria dianiaya oleh wali nikah setelah ijab kabul:
1. Detik-detik Pengantin Pria Dihajar Wali Nikah
Video yang beredar menunjukkan awalnya proses pernikahan berjalan normal. Pengantin pria, RI, dan wali nikah, FT, duduk berhadapan dan saling menekan jari yang ditutupi dengan selembar kain putih. Proses akad nikah dimulai dengan disaksikan oleh penghulu, keluarga kedua mempelai, dan tamu undangan, seperti disadur dari laman detikcom.
Namun, setelah proses ijab kabul, wali nikah tiba-tiba memukul pengantin pria. Insiden ini mengubah situasi menjadi kacau. Pengantin pria mencoba membalas, tetapi orang-orang lain berusaha memisahkan mereka dan menenangkan situasi.
2. Motif Penganiayaan
Petugas khutbah nikah, Sumarno Arsad, mengungkapkan alasan di balik penganiayaan ini. Dia menjelaskan bahwa FT, wali nikah yang merupakan kakak mempelai wanita, tersinggung dengan RI, pengantin pria.
Kejadian ini berawal ketika NT, mempelai wanita, diduga hamil enam bulan sebelum pernikahan. RI mengirim pesan WhatsApp kepada NT, tetapi pesan tersebut juga dibaca oleh keluarga mempelai wanita, termasuk FT.
Meskipun detail pesan WhatsApp tersebut tidak diungkap, Sumarno menyebut bahwa ada bahasa yang tidak pantas dalam pesan tersebut yang menyebabkan FT marah dan tersinggung. Pesan tersebut juga berhubungan dengan kehamilan NT.
3. Pengantin Wanita Pingsan Berkali-kali
Selama insiden penganiayaan tersebut, NT, mempelai wanita, pingsan berkali-kali. Situasi semakin memburuk ketika pengantin wanita jatuh pingsan berulang kali setelah prosesi akad nikah selesai. Dia kemudian dilarikan ke rumah sakit karena kondisi kehamilannya.
4. Penyelesaian Damai
Polisi mengonfirmasi bahwa kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan dan tidak membuat laporan polisi. Meskipun polisi telah turun tangan saat insiden terjadi, mereka menegaskan bahwa masalah ini diselesaikan dengan damai dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Insiden ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi yang baik dan pengelolaan emosi dalam pernikahan. Kejadian ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya dialog terbuka dan penghargaan terhadap satu sama lain dalam menjaga keharmonisan dalam hubungan.
Semoga peristiwa ini menjadi pengingat bagi semua orang bahwa kekerasan tidak dapat dibenarkan dalam setiap situasi, terutama dalam pernikahan yang seharusnya diisi dengan kasih sayang dan kedamaian.
Komentar