HarianBatakpos.com – PT Freeport Indonesia (PTFI) bisa bernafas lega. Pihaknya sudah bisa melakukan kegiatan ekspor konsentrat tembaga hingga 31 Desember 2024. Adapun jumlah ekspornya mencapai 840 ribu Wet Metric Ton (WMT). Ekspor konsentrat tembaga ini merupakan langkah penting bagi PTFI untuk menjaga keberlanjutan operasional perusahaan.
VP Corporate Communications PTFI, Katri Krisnati menegaskan, pihaknya sudah mendapatkan izin ekspor konsentrat tembaga dari pemerintah. Adapun kegiatan ekspor konsentrat tembaga sejak 4 Juli 2024 lalu.
“PT Freeport Indonesia (PTFI) telah mendapatkan izin ekspor konsentrat tembaga dari pemerintah. Pengiriman ekspor konsentrat tembaga sudah dilakukan pada tanggal 4 Juli 2024,” jelasnya kepada CNBC Indonesia saat dihubungi, Jumat (26/7/2024).
Katri membeberkan bahwa pihaknya diberikan kuota ekspor konsentrat tembaga hingga 31 Desember 2024 mendatang sebesar 840 ribu Wet Metric Ton (WMT). Jumlah ekspor konsentrat tembaga yang cukup besar ini menjadi salah satu indikator kuatnya performa operasional PTFI di pasar internasional.
Asal tahu saja, PT Freeport Indonesia (PTFI) resmi mengoperasikan pabrik konsentrat tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur. Pabrik ini memiliki desain single line yang merupakan terbesar di dunia. Dengan adanya fasilitas ini, ekspor konsentrat tembaga dapat dilakukan dengan lebih efisien dan dalam volume yang lebih besar.
Smelter kedua yang dibangun PTFI setelah smelter PT Smelting ini mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi hingga 1,7 juta ton setelah beroperasi penuh. Kelak, produk katoda tembaga yang dihasilkan dapat mencapai 600 ribu ton per tahun. Selain menghasilkan produk katoda tembaga, smelter ini juga bakal menghasilkan produk sampingan, seperti produk yang terkandung dalam lumpur anoda, yakni emas dan perak murni sebanyak 6 ribu ton per tahun
Produk sampingan lainnya adalah asam sulfat sebanyak 1,5 juta ton per tahun, terak tembaga sebanyak 1,3 juta ton per tahun, dan gipsum sebanyak 150 ribu ton per tahun. Semua produk sampingan ini menambah nilai tambah dari proses ekspor konsentrat tembaga yang dilakukan PTFI.
Mengutip laporan PTFI, nilai investasi kumulatif untuk proyek smelter Manyar yang menempati lahan seluas 100 hektare itu sudah mencapai US$3,7 miliar atau sekitar Rp59,9 triliun (asumsi kurs Rp16.213/US$). Investasi besar ini menunjukkan komitmen PTFI dalam mengembangkan industri tambang di Indonesia dan memperkuat posisi ekspor konsentrat tembaga di pasar global.
Komentar